REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kebakaran di kawasan Gunung Semeru terus meluas hingga 97,3 hektare (ha). Hingga kini, petugas dari berbagai tim masih berupaya memadamkan api di lokasi Po’o Senthong dan Gunung Lanang.
Menurut Pelaksana Tugas (PLT) Humas Balai Besar Taman Nasional Bromo, Tengger dan Semeru (BB TNBTS), Achmad Arifin, 53 petugas dari berbagai tim telah berupaya memadamkan api pada Senin (30/9). Mereka dilaporkan telah berhasil memadamkan bara api di titik Gunung Kepolo, Arcopodo, Kelik, Watupecah, Waturejeng dan Ayek-ayek. "Lalu juga di Pusung Gendero, Ranu Kumbolo, Pangonan Cilik, Oro-oro Ombo dan Watu Tulis," kata Arifin saat dikonfirmasi Republika, Selasa (1/10).
Arifin menerangkan, pemadaman api di Gunung Semeru masih menggunakan cara manual. Beberapa di antaranya seperti memakai jetshooter, garu, sabit, parang dan flame freeze. Tim juga menggunakan cara gepyok dan ranting serta membuat sekat bakar di medan datar agar api tidak meluas.
Selanjutnya, tim dari berbagai jajaran dilaporkan sudah bertugas kembali memadamkan api pada Selasa (1/10) pagi. Namun sebelumnya, mereka terlebih dahulu melaksanakan shalat istisqa pada Selasa pagi di halaman Posko Dalkarhut Ranupani TNBTS. Kegiatan ini tidak lain sebagai cara meminta hujan sehingga api di Gunung Semeru cepat padam.
Gunung Semeru pertama kali dilaporkan terbakar sejak Selasa (17/9). Kebakaran ini terjadi di Sumber Mani-Arcopodo-Kelik. Pada hari ketiga, BB TNBTS sempat melaporkan api telah padam seluruhnya di lokasi-lokasi tersebut.
Namun BB TNBTS lagi-lagi harus menerima laporan adanya titik api baru di Ranu Kumbolo. Laporan ini diterima pada Ahad (22/9) pukul 15.00 WIB. Kejadian ini mengharuskan BB TNBTS terpaksa menutup sementara jalur pendakian hingga waktu yang belum ditentukan.