Selasa 01 Oct 2019 13:58 WIB

Pesantren Al-Madani Cetak Santri Ahli Fikih

Pesantren al-Madani Purwasari telah berdiri sejak 1999.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Agung Sasongko
[ilustrasi] Sekolompok santri di sebuah pondok pesantren di Jawa Timur.
Foto: EPA/Fully Handoyo
[ilustrasi] Sekolompok santri di sebuah pondok pesantren di Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID,KUNINGAN --- Sudah 20 tahun, Pondok Pesantren al-Madani Purwasari berdiri. Salah satu keunggulan pesantren yang berada di Desa Purwasari, Kecamatan Garawangi, Kabupaten Kuningan ini adalah program pendalaman keilmuan Fiqih dan Hadits. Menurut Kepala Pengajaran Ponpes al-Madani Ustaz Mukhtar Kamil pesantren Al Madani memang menitikberatkan pada pendalaman fikih.

Namun demikian, santri di pesantren Al Madani juga mengkaji cabang keilmuan lainnya semisal akhlak, tauhid, hingga gramatikal bahasa Arab. Hanya saja, untuk ilmu fikih Pesantren Al Madani memberikan pendalaman lebih bagi santri-santrinya.

“Karena fikih adalah amalan sehari-hari untuk pribadi santri dan umat, agar ibadah betul maka perlu fikih,” kata Ustaz Mukhtar saat berbincang dengan Republika,co.id pada Selasa (1/10).

Di luar program tahfidz yang juga menjadi program unggulan pesantren Al Madani, pada program pendalaman ilmu fikih ini dibagi berdasarkan kelas berjenjang. Untuk kelas satu dan kelas dua, santri terlebih dulu dikenalkan pada dasar-dasar Fiqih ditambah penguatan dalam penguasaan gramatikal Arab.

Barulah pada jenjang kelas 3 dan 4 santri mulai mempelajari ushul fikih serta hadis-hadis. Sedang di kelas 5 dan 6 mulai dengan penguatan ilmu fiqih dan tauhid. Jika telah melalui tahapan tersebut, santri dapat masuk ke kelas Ali satu dan Ali dua, di kelas inilah santri mulai dikhususkan mempelajari fikih secara lebih mendalam.

“Di Ali satu dan dua itu kita tahasus fikih dan hadis baik Bukhori, Muslim, Tirmidzi Abu Daud. Kita juga perdalam tentang hukum mawaris, zakat dan lainnya yang membutuhkan kemahiran dalam berhitung,” katanya.

Bagi santri yang sudah memasuki kelas pendalaman ilmu fikih, santri ditekankan mampu untuk menggali masalah-masalah terkait fiqih terutama yang sedang hangat diperbincangkan untuk menemukan solusi berdasarkan fikih.

Di sinilah, santri akan mengikuti diskusi fikih atau batsul masail yang dilaksanakan setiap pekannya. Santri yang telah dibagi berdasarkan kelompok harus mampu membuat analisis pada satu permasalahan berdasarkan sudut pandang fiqih. Pada diskusi ini pula, santri dituntut mampu memberikan argumennya.

Pesantren al-Madani Purwasari telah berdiri sejak 1999. Pendirinya yakni KH Kholil atau akrab disapa Abah Kholil. Mulanya santri ponpes al-Madani hanya berjumlah 30 santri yang semuanya merupakan warga Sulawesi Selatan yang dibawa untuk mengaji di Ponpes al-Madani. Lambat laun santri al-Madani pun bertambah banyak.

Hingga kemudian pada 2012, pesantren al-Madani membuka lembaga formal yakni SMP Terbuka Ponpes Al Madani yang menginduk pada SMPN 2 Kramatmulya. Selain itu pesantren juga memfasilitasi santri tingkat SMA dengan mendirikan Sekolah Paket C. Saat ini Pesantren al-Madani dipimpin oleh putra Abah Kholil yakni KH Burhan Kholil dengan total santri mencapai 745 santri.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement