Selasa 01 Oct 2019 14:29 WIB

Pertamina Integrasikan PLBC dengan Kilang Cilacap

Kemampuan Kilang Cilacap memproduksi Pertamax meningkat signifikan

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja beraktivitas di kawasan Kilang PT. Pertamina RU (Refinery Unit) IV Cilacap, Jawa Tengah, Senin (15/7/2018).
Foto: Antara/Irfan Anshori
Pekerja beraktivitas di kawasan Kilang PT. Pertamina RU (Refinery Unit) IV Cilacap, Jawa Tengah, Senin (15/7/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC) selesai, hari ini secara resmi dilakukan integrasi pengoperasian dengan Kilang Cilacap existing. Hal ini ditandai dengan serah terima PLBC dari Direktorat Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia (MP2) kepada Direktorat Pengolahan.

Serah terima dilakukan dengan penandatanganan berita acara serah terima oleh Project Coordinator PLBC dan General Manager RU IV Cilacap dan disaksikan oleh Direktur MP2, Ignatius Tallulembang dan Direktur Pengolahan, Budi Santoso Syarif, di Kilang Cilacap, Senin, (30/9).

Baca Juga

Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Ignatius Tallulembang menjelaskan bahwa acara serah terima ini menandai beroperasinya PLBC di bawah pengelolaan Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap, yang akan memproduksi lebih banyak bahan bakar minyak Gasoline berkualitas standar EURO 4.

“Dengan beroperasinya PLBC, kemampuan produksi produk Pertamax RON 92 Kilang Cilacap meningkat signifikan menjadi 1,6 juta barel per bulan dari sebelumnya 1 juta barel," ujar Ignatius. 

Selain itu, lanjut Ignatius, dengan beroperasinya PLBC akan mengurangi impor High Octane Mogas Component (HOMC) sebagai komponen blending produk gasoline secara signifikan sehingga berdampak positif pada upaya pemerintah  memperkuat cadangan devisa negara.

PLBC menelan investasi 392 juta dolar dengan lingkup pekerjaan meliputi :

1. Revamping unit Platforming I sehingga kapasitas produksi meningkat 30 persen menjadi 18.6 MBSD.

2. Pembangunan unit baru LNHT - Isomerization dengan kapasitas design 21.5 MBSD serta pembangunan beberapa unit Utilities untuk mendukung unit proses PLBC.

PLBC merupakan lanjutan dari pembangunan Residual Fluid Catalytic Cracker (RFCC) Cilacap, dimana selama 4 tahun pengerjaan proyek, pencapaian jam kerja aman tanpa Lost Time Injury (LTI) adalah lebih dari 17 juta jam kerja.

Saat konstruksi, PLBC menyerap sekitar 2.500 tenaga pekerja, dimana lebih dari 70 persen di antaranya adalah pekerja lokal Cilacap.

Direktur Pengolahan, Budi Santoso Syarif, mengatakan, Kilang Cilacap merupakan salah satu kilang besar Pertamina yang berperan dalam menjaga swasembada dan kemandirian energi nasional.

"Dengan beroperasinya PLBC yang terintegrasi dengan Kilang Cilacap yang mempunyai kapasitas olah crude sekitar 33,4% dari total kapasitas kilang nasional, akan meningkatkan profit kilang Cilacap” ujar Budi Santoso Syarif.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement