REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Puluhan mahasiswa yang ditangkap saat aksi unjukrasa berakhir ricuh di Gedung DPRD Jabar di Jl Diponegoro, Senin (30/9) sudah dipulangkan. Mereka yang sempat diamankan di Mapolfrestabes Bandung dijemput orangtua dan keluarganya masing-masing.
‘’Sebagian besar sudah dipulangkan. Masih ada dua yang kita amankan,’’ kata Kasat Resrim Polrestabes Bandung, AKBP M Rifai kepada para wartawan, Selasa (1/10).
Puluhan mahasiswa yang diamankan polisi itu, kata Rifai, diduga melakukan aksi kekerasan terhadap polisi. Selain melempari polisi dengan batu dan benda keras lainnya, kata dia, ada oknum mahasiswa yang melakukan penganiayaan terhadap polisi hingga mengalami patah tulang. Dua oknum mahasiswa yang masih diamankan tersebut diduga yang melakukan aksi penganiayaan terhadap anggota polisi.
‘’Dua orang masih kita amankan. Diduga melakukan penganiayaan terhadap polisi. Namun tidak akan kita proses kasusnya,’’ ujar dia.
Sebagaimana diketahui, akjsi unjukrasa mahasiswa di depan Gedung DPRD Jabar Jl Diponegoro, Kota Bandung, kembali ricuh. Kericuhan yang terjadi sekitar pukul 17.00 WIB tersebut terjadi ketika mahasiswa berusaha menjebol pintu gerbang kantor wakil rakyat tersebut. Tak hanya mendorong pintu gerbang yang terbuat dari pagar besi, mahasiswa juga melempari berbagai benda ke arah halaman Gedung DPRD Jabar. Upaya mahasiswa menjebol pintu bgerbang berhasil dihalau petugas gabungan TNI-Polri.
Petugas menembakkkan gas air mata ke arah massa yang memadati Jl Diponegoro persis di depan Gedung DPRD. Tembakan gas air mata membubarkan konsentrasi massa di lokasi tersebut . Massa mahasiswa pun berhamburan menuju depan Gedung Sate (Jl Diponegoro), Jl Cimandiri, dan Jl Trunojoyo. Tak hanya gas air mata, polisi juga mengerahkan satu unit mobil water cannon untuk menghalau massa. Suara sirene dan imbauan agar mahasiswa tak bertindak anarkis terdengar dari kendaraan rantis milik Polda Jabar.
‘’Kata minta ade-ade mahasiswa tidak bertindak anarkis,’’ teriak seorang petugas dengan menggunakan pengeras suara.