REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penampilan grup musik Lukas Graham asal Denmark dalam konser bertajuk 'Lukas Graham The Purple Asian Tour - Live in Jakarta 2019' di The Kasablanka Hall, Mal Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Selasa (1/10) malam, memukau seluruh penonton. Para penggemar Lukas Graham berteriak histeris saat mereka tampil di atas panggung.
Konser semalam dimulai sekitar pukul 20.20 WIB, Lukas membuka konser dengan lagu 'Hold My Hand'. Para penonton terlihat menari dan bernyanyi mengikuti lagu yang dibawakan Lukas.
Lukas Graham memberikan kejutan kepada penggemar dalam konser perdananya di Indonesia ini, dengan menggenakan baju khas Indonesia batik selama konser berlangsung. Lukas, sang vokalis terlihat memakai Batik berwarna cokelat.
"Saya sangat senang bisa memakai baju ini,"ujarnya.
Lukas Graham beranggotakan Lukas Graham Forchhammer (vokalis), Mark “Lovestick” Falgren (drummer), Magnus Larsson (bass) dan Kasper Dougaard (keyboard). Mereka mulai dikenal dikenal lewat single yang berjudul '7 Years' dan 'Love Someone'.
Di sela -sela konser ia bercerita saat masih kecil ia pernah berlibur dengan kelurganya di Pulau Dewata. Ayahnya sangat menyukai Bali dan ia menyesal tidak bisa mengajak ayahnya kembali ke Indonesia saat ini.
"Saya sangat menyesal tidak bisa mengajak ayah saya kembali lagi ke negara yang indah ini," kata Lukas.
Lagu berikutnya yang mereka bawakan adalah 'You're Not There', lagu ini sengaja ditulis oleh Lukas Graham untuk almarhum ayahnya yang meninggal tahun 2012 silam. Saat menyanyikan lagu ini, terlihat Lukas sangat menghayati dan emosional, sehingga penonton bisa merasakan betapa sedihnya ia ditinggal orang yang dicintai.
“You’re not there to celebrate the man that you made, you’re not there to share in my success and mistakes," isi penggalan lirik yang dinyanyikan Lukas.
Lukas Graham juga membawakan sebagian karya mereka saat konser, diantaranya, 'Funeral', 'Strip No More', 'What Happened To Perfect', dan 'Hayo'. Mereka membawakan lagu 'Love Someone' dalam dua lagu terakhir yang dibawakan pada konser malam itu. Sorak sorai penonton semakin nyaring saat Lukas menyanyikan lagu pamungkasnya ini.
Penonton menari dan bernyanyi bersama, larut dalam lagu 'Love Someone'. Lukas sempat terharu dengan meletakkan tangan di dada dan sujud kepada penonton, melihat hampir semua penonton hafal dengan lagunya.
Selesai menyanyikan lagu 'Love Someone', Lukas berpura-pura kepada penonton jika konser malam itu sudah berakhir, lalu mereka meninggalkan panggung dan lampu dimatikan.
Merasa belum puas dan masih rindu dengan idolanya, penonton berteriak agar mereka kembali dan bernyanyi lagi. "Kami mau lagi!, Kami mau lagi!,"teriak para penggemar.
Tak lama, lampu panggung dinyalakan kembali, lukas mengatakan mereka hanya bercanda dan konser belum benar-benar berakhir. "Kami masih akan membawakan lagu terakhir konser malam ini '7 Years'," ujar Lukas.
Lukas menutup konser malam itu dengan luar biasa. Lukas menyampaikan rasa terima kasihnya kepada penonton karena sudah datang ke konsernya.
"Terima kasih banyak sudah hadir pada konser malam ini," tutupnya.
Sebelumnya, Managing Director Fullcolor Entertainment, David Ananda, promotor konser ini, mengatakan kegigihan Lukas Graham sampai sukses dikenal dunia, bisa menjadi teladan untuk milenial. "Perjuangan dan semangat yang ditunjukkan oleh Lukas Graham dapat menjadi pendorong dan pembangkit semangat bagi generasi muda Indonesia. Ada pesan pantang menyerah, memperjuangkan sesuatu hingga sukses," kata David.