REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dengan tegas mengecam peluncuran rudal balistik Korea Utara (Korut). Abe mengatakan peluncuran itu melanggar resolusi PBB.
Abe mengatakan Pyongyang meluncurkan dua rudal balistik pada Rabu (2/10) pagi. Sebelumnya pejabat militer Korea Selatan (Korsel) dan Jepang mengatakan Korut meluncurkan setidaknya satu proyektil di Wonsan, selatan Provinsi Kangwon.
Peluncuran ini Korut lakukan tidak lama setelah mengumumkan akan menggelar pertemuan tingkat menengah dengan Amerika Serikat (AS). Staf Gabungan Militer Korsel mengatakan Pyongyang meluncurkan proyektil tidak teridentifikasi.
Sementara Penjaga Pantai Jepang mengatakan Korut meluncurkan apa yang tampaknya seperti rudal. Mereka meminta semua kapal di dekat lokasi kejadian untuk terus memantau berkembangan informasi dan tidak mendekati puing-puing proyektil tersebut.
Tidak lama kemudian Kepala Sekretaris Kebinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan Pyongyang meluncurkan dua rudal yang berselang satu menit. Rudal kedua tenggelam di perairan Zona Ekonomi Ekslusif Jepang.
"Proyektil itu jatuh pada pukul 07.27 waktu setempat," kata Suga.
Ini peluncuran rudal ke sembilan Korut sejak pertemuan kedua Pemimpin Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump di perbatasan Korsel-Korut yang dikenal dengan DMZ pada bulan Juni lalu. Pada Sabtu (29/9) lalu Pyongyang mengumumkan setuju untuk menggelar pertemuan dengan AS, melanjutkan perundingan denuklirisasi Semenanjung Korea. Perundingan sempat mengalami kebuntuan setelah pertemuan Trump dan Kim di Vietnam pada Februari.