Rabu 02 Oct 2019 15:46 WIB

Bahas Perdamaian, Taliban Utus Delegasi ke Pakistan

Taliban telah mengutus delegasinya ke beberapa negara.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Petempur Taliban berkumpul bersama warga di distrik Surkhroad, Provinsi Nangarhar, Kabul, Afghanistan, Sabtu (16/6).
Foto: AP Photo/Rahmat Gal
Petempur Taliban berkumpul bersama warga di distrik Surkhroad, Provinsi Nangarhar, Kabul, Afghanistan, Sabtu (16/6).

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Taliban mengutus delegasi ke Pakistan untuk membicarakan prospek perdamaian Afghanistan setelah pembicaraan antara mereka dan Amerika Serikat (AS) terhenti, Rabu (2/10).

Juru bicara Taliban Suhail Shaheen mengungkapkan delegasi tersebut dipimpin Mullah Abdul Ghani Baradar, salah satu pendiri Taliban. “Dia (Baradar) akan melakukan pembicaraan dengan pejabat-pejabat Pakistan tentang masalah-masalah penting,” ujarnya melalui akun Twitter pribadinya.

Baca Juga

Seorang pejabat Taliban yang enggan dipublikasikan identitasnya mengungkapkan delegasi tersebut akan menginformasikan kepada para pemimpin Pakistan tentang faktor-faktor yang menyebabkan gagalnya proses pembicaraan dengan AS. Namun, dia enggan menjelaskan lebih detail tentang hal tersebut.

Menurut dia, Taliban pun berencana menindaklanjuti pernyataan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan yang mengatakan hendak membujuk dan meyakinkan Presiden AS Donald Trump untuk melanjutkan pembicaraan dengan Taliban. Komentar itu disampaikan Khan menjelang pertemuan di Majelis Umum PBB di New York pekan lalu.

Belum ada keterangan apakah delegasi Taliban akan bertemu dengan Khan. Pemerintah Afghanistan pun belum merilis pernyataan tentang kunjungan Taliban ke Pakistan. Dalam beberapa hari terakhir, Taliban telah mengutus delegasinya ke beberapa negara seperti Rusia, China, dan Iran.

Hal itu mereka lakukan setelah Trump memutuskan menghentikan pembicaraan dan negosiasi dengan kelompok tersebut pada 8 September lalu. Keputusan itu diambil karena Taliban mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom di Ibu Kota Afghanistan Kabul. Sebanyak 12 orang tewas dalam insiden itu, termasuk satu tentara AS.

Trump, termasuk Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, menganggap serangan itu merupakan taktik Taliban untuk memperkuat posisinya dalam perundingan. Harapannya agar hasil pembicaraan dengan AS dapat sesuai dengan kehendak atau keinginan mereka.

Sejak tahun lalu, AS telah menjalin negosiasi dengan Taliban. Permasalahan utama yang mereka bicarakan adalah tentang penarikan pasukan AS dari Afghanistan. Militer AS diketahui merupakan sekutu utama Pemerintah Afghanistan dalam memerangi Taliban.

Terdapat sekitar 14 ribu pasukan AS di Afghanistan. Mereka telah berada di sana selama sekitar 18 tahun.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement