REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- PBB mengatakan tahun ini ada lebih dari 1.000 imigran dan pengungsi yang tewas di Laut Mediterania atau Laut Tengah. PBB menambahkan tahun ini 'puncak kehancuran' di jalur pengungsian itu sudah tercapai.
Badan pengungsi PBB UNHCR meminta anggota Uni Eropa menggelar operasi penyelamatan dan pencarian yang lebih aktif lagi. "Tragedi Laut Tengah tidak bisa dibiarkan terus berlanjut," kata juru bicara UNHCR Charlie Yaxley, dalam pernyataannya seperti dilansir di Voice of America, Rabu (2/10).
Pada Senin (30/9), ada lima jenazah imigran yang ditemukan di pantai Maroko dekat Casablanca. Hal ini membuat jumlah korban tewas dalam perahu yang mencoba mencapai Eropa pada Sabtu (28/9) menjadi 12 orang.
Uni Eropa menandatangani kesepakatan dengan Turki pada 2016 untuk memangkas jumlah pengungsi dan imigran yang datang ke Yunani. Kini pengungsi dan imigran menyeberang dari Libya dan beberapa wilayah Afrika Utara.
Mereka kerap gagal dan tenggelam di Laut Tengah. Data UNHCR menunjukkan jumlah pengungsi turun drastis dari satu juta orang pada 2015 menjadi 78 ribu orang tahun ini.
"Tentu jumlah orang yang mencoba menyeberangi Mediterania lebih rendah, jadi itu faktanya perjalanannya sendiri lebih berbahaya," kata juru bicara UNHCR lainnya Liz Throssell kepada Reuters Television.