REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha mengatakan, satu warga negara Indonesia (WNI) yang dinyatakan hilang telah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Dengan demikian, seluruh tiga WNI Anak Buah Kapal (ABK) yang hilang telah ditemukan.
"Satu WNI ditemukan meninggal, korban meninggal akibat runtuhnya jembatan ada tiga, dan yang mengalami luka tercatat empat WNI," ujar Judha saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (3/10).
Judha mengatakan, Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei dan Kemenlu RI akan memfasilitasi repatriasi dan pemenuhan hak-hak ketenagakerjaan para korban. Keseluruhan korban WNI merupakan pekerja migran Indoensia yang resmi bekerja sebagai ABK di kapal ikan milik Taiwan.
Sebelumnya, jembatan di kota Nanfang'ao, Yilan, Taiwan atau sekitar 62 kilometer utara Taipei runtuh sekitar pukul 09.30 waktu setempat Selasa, (1/10). Runtuhnya jembatan menimpa tiga kapal ikan dan satu truk minyak.
Rekaman yang beredar memperlihatkan detik-detik jembatan tunggal setinggi 140 meter itu runtuh dan menimpa setidaknya tiga perahu nelayan dan satu truk tanker minyak yang sedang berlayar di bawah jembatan. Truk tanker yang tertimpa reruntuhan jembatan itu pun langsung terbakar. Jembatan yang dibangun pada 1998 itu membawa lalu lintas di atas pelabuhan nelayan yang terkenal sibuk. Meski demikian, penyebab ambrolnya jembatan di cuaca cerah masih belum jelas.
Pada Senin Malam, topan Mitag yang membawa angin maksimum 162 Km/jam (100 mph) melanda Taiwan timur laut, melukai 12 orang dan mematikan daya ke lebih dari 66 ribu rumah. Kemungkinan runtuhnya jembatan akibat topan tersebut. Lebih dari 150 penerbangan dibatalkan karena badai.