REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Biro Investigasi Federal (FBI), akhir-akhir ini memantau setiap ungggahan daring terkait film Joker. Terutama pada unggahan yang sifatnya mengancam.
Seperti dikutip Hollywood Reporter pada Jumat (4/10), salah satu sumber mengatakan bahwa agensi intelijen tersebut telah mendapatkan informasi tentang berbagai ancaman terkait film tersebut. Aral melintang, belum ada satupun bukti yang dianggap kredibel sejauh ini.
"Meskipun praktik standar kami adalah untuk tidak mengomentari produk intelijen khusus, FBI tetap berhubungan dengan penegak hukum kami, dan juga mitra sektor swasta tentang unggahan daring," kata biro tersebut.
Sambung dia, pihaknya tetap mengimbau agar masyarakat kemudian tetap waspada. Selain itu, jika kemudian ditemukan aktivitas mencurigakan, masyarakat diminta untuk segera melaporkannya pada penegak hukum.
Sementara itu, ABC News pada Kamis kemarin, melaporkan bahwa sejak Mei, FBI memang telah menerima info yang mengancam terkait unggahan di media sosial berupa Jokercalling. Hal tersebut memaparkan penembakan massal yang tidak spesifik.
Lebih lanjut, sebuah buletin intelijen bersama, yang diperoleh oleh ABC News menyatakan beberapa ancaman. Ancaman itu menyebutkan juga kelompok daring yang disebut The Involuntary Celibate community, atau Incels, dan Clowncels.
"Tetapi banyak Incel yang tidak terlibat dalam kekerasan. Meskipun beberapa, di dalam komunitas itu mendorong atau mengupayakan tindak kekerasan sebagai balasan atas kesalahan sosial yang dirasakan mereka," kata buletin itu, menurut ABC News.
Masih dalam buletin tersebut, beberapa yang diduga penyerang, bahkan mengklaim bahwa mereka mendapatkan inspirasi dari penembak massal sebelumnya. Namun demikian, tetap saja FBI menolak untuk mengomentari buletin tersebut ketika dikonfirmasi.
Mengingat pentingnya hal tersebut, pihak berwenang di seluruh Amerika, bermaksud mengerahkan perwira tambahan ke dan juga di sekitar bioskop untuk mengamankan film yang dibintangi yang disutradarai oleh Todd Phillips dan dibintangi oleh Joaquin Phoenix itu.
Hingga kini, bioskop di seluruh AS juga telah mengambil langkah untuk memastikan keamanan dan kenyamanan tamu dengan melarang kostum di lokasi acara. Tak seperti bioskop lainnya, Joker tidak akan diputar di teater Colorado. Hal tersebut mengingat masa lalu, di mana pada 2012, seorang pria bersenjata bertopeng menewaskan 12 orang dan melukai 70 lainnya.