Jumat 04 Oct 2019 16:18 WIB

Pertamina Bantu Pemulihan Trauma Anak Nelayan Makassar

Pertamina menyiapkan metode khusus untuk pendidikan anak-anak korban trauma.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Gita Amanda
Suasana Sekolah Anak Percaya Diri di Makassar.
Foto: Eric Iskandarsjah Z/REPUBLIKA
Suasana Sekolah Anak Percaya Diri di Makassar.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Sebagai negara maritim, kesejahteraan nelayan nampaknya masih perlu diperhatikan. Tingkat kemiskinan di wilayah pesisir pun kemudian memicu beragam persoalan dan membuat anak-anak nelayan menjadi korban, salah satunya adalah anak-anak di pesisir Makassar, Sulawesi Selatan.

Sejumlah persoalan keluarga membuat anak-anak nelayan mendapat perlakuan yang tidak semestinya dan membutuhkan sebuah tindakan trauma healing. Melihat fakta itu, Pertamina pun memberikan kontribusinya di pesisir Makassar lewat program Corporate Social Responsibility (CSR). Unit Manager CSR & Communication Pertamina MOR VII, Hatim Ilwan mengatakan, memulihkan korban trauma pada anak, membutuhkan metode dan pendekatan tersendiri, terlebih korban trauma yang sudah berkepanjangan.

Baca Juga

Oleh karena itu, Pertamina menyiapkan metode khusus untuk pendidikan anak-anak korban trauma melalui Program Sekolah Anak Percaya Diri dengan pilot project di Kelurahan Pattingalloang, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

“Sekolah Anak Percaya Diri mulai dibangun tahun 2018, awalnya sebagai wadah bagi anak-anak korban trauma untuk berekspresi dan melakukan kegiatan positif. Umumnya anak-anak yang mengukuti program ini adalah para korban KDRT, eksploitasi anak, kekerasan seksual, hingga korban humantrafficking," ujar Hatim saat melakukan tinjauan di Sekolah Anak Percaya Diri di Makassar, Kamis (3/10) lalu.

Seiring perkembangan waktu, lanjutnya, mulailah disusun kurikulum pembelajaran yang komprehensif pada Sekolah Anak Percaya Diri. Ia menekankan, kurikulum pembelajaran disusun agar pembelajaran lebih efektif dalam upaya mengobati trauma dan melatih anak untuk bekerjasama serta menggali minat dan bakat anak sehingga anak merasa memiliki potensi yang dapat dikembangkan.

Kurikulum Sekolah Anak Percaya Diri sendiri terdiri dari sains, karya wisata, seni, sastra dan agama. Agar lebih memberikan kesan menyenangkan bagi anak-anak, kurikulum sekolah ini pun diisi dengan permainan yang dapat sekaligus menggali potensi dan bakat anak.

Menurut Hatim, saat ini Sekolah Anak Percaya Diri telah memiliki 58 siswa aktif yang dibagi dalam dua kelas dengan jadwal belajar setiap hari Jumat dan Minggu. Untuk mendukung proses belajar mengajar yang efektif, Pertamina menyiapkan tenaga pengajar yang ahli di bidangnya, pendampingan dari psikolog serta menghadirkan beberapa tokoh dari berbagai profesi untuk memberikan inspirasi kepada anak-anak.

"Saat ini perkembangan siswa cukup menggembirakan, mereka mulai percaya diri, berani tampil serta mengikuti berbagai kompetisi. Bahkan, hasil evaluasi pembelajaran menunjukkan nilai rata-rata mereka  di atas 70,”  ujarnya.

Pada tahun ini, Pertamina memperluas cakupan Sekolah Anak Percaya Diri. Bukan hanya korban trauma, tetapi juga kepada anak-anak yang berasal dari keluarga kurang harmonis. Bahkan, Pertamina juga akan memberikan kelas parenting bagi para orang tuanya.

Tujuannya, untuk memberikan pembinaan mengenai cara menjadi orang tua yang baik, bagaimana cara mendidik anak yang benar, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam mendidik anak dan pembinaan lainnya.

“Untak tahap awal, kita targetkan kelas parenting ini bisa diikuti oleh 20 orang tua dengan bimbingan langsung dari para psikolog dan ahli parenting serta menggandeng Lembaga Bantuan Hukum APIK,” kata dia.

Pada triwulan III 2019 ini, Pertamina juga akan menyempurnakan program Sekolah Anak Percaya Diri dengan membuka sesi konsultasi dan pembinaan psikologis oleh psikolog untuk menilai secara lebih terukur mengenai keberhasilan program dalam memulihkan trauma anak. Ia pun berharap, program ini bisa terus berkelanjutan sehingga akan semakin banyak anak-anak korban trauma yang terbantu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement