Jumat 04 Oct 2019 23:25 WIB

Hadir di Pakistan, 12 Delegasi Taliban Bertemu Utusan AS

Pertemuan dengan utusan AS membahas perdamaian.

Bendera Pakistan.
Foto: EPA
Bendera Pakistan.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD – Menteri Luar Negeri Pakistan, Syah Mahmud Qureshi, mengonfirmasi bahwa pemimpin Taliban akan bertemu dengan utusan perdamaian AS A Zalmay Khalilzad di Islamabad, Pakistan. 

Dia menyebut Taliban Afghanistan telah berada di kota tersebut. "Perwakilan Taliban Afghanistan ada di sini di Islamabad dan beberapa lama mereka akan tinggal di sini, saya tidak bisa mengatakan apa-apa tentang ini, tetapi mereka akan bertemu Zalmay Khalilzad," kata Qureshi dilansir dari Anadolu Agency, Jumat (4/10).

Baca Juga

Qureshi menambahkan, tidak ada cara lain selain dialog untuk membawa perdamaian ke Afghanistan dan kawasan tersebut. Menurutnya, pemerintah Afghanistan juga menjadi percaya diri sebelum pertemuan Taliban di Pakistan.

Meski begitu Qureshi tidak memberikan perincian tentang waktu pertemuan Taliban dengan para pejabat AS. Tetapi seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan diperkirakan akan diadakan hari ini setelah shalat Jumat atau Sabtu pagi.

Delegasi beranggotakan 12 anggota Taliban Afghanistan di Doha tiba di Islamabad pada Rabu malam atas undangan pemerintah Pakistan, menandai kunjungan pertama delegasi Taliban ke Islamabad sejak pemberontak mendirikan kantor politik mereka di Qatar pada 2013. 

Khalilzad, seorang negosiator perdamaian AS, bersama dengan timnya sudah tiba di Islamabad pada hari Selasa waktu setempat menjelang delegasi. Pada Kamis (3/10) pagi, delegasi Taliban mengunjungi Kemenlu Pakistan di mana mereka bertemu dengan Qureshi dan pejabat senior lainnya. 

Menurut sebuah pernyataan kementerian, Pakistan dan Taliban sepakat tentang perlunya "dimulainya kembali" pembicaraan damai Afghanistan yang terhenti dengan AS dalam upaya untuk mengakhiri konflik 18 tahun di Afghanistan.  

Pada 9 September, Presiden AS Donald Trump tiba-tiba membatalkan pertemuan di AS dengan perwakilan pemerintah Afghanistan dan Taliban. Trump menyatakan pembicaraan damai dengan Taliban "mati", mengutip serangan baru-baru ini di ibukota Afghanistan, Kabul, yang menewaskan belasan orang, termasuk seorang anggota layanan AS.

Konflik di Afghanistan adalah tahun ke-18, dengan ribuan nyawa melayang dan jutaan terpaksa mengungsi dari rumah mereka. PBB telah berulang kali mendesak agar peluang untuk perdamaian di kawasan itu disita. 

Bulan lalu, pertemuan di sela-sela Majelis Umum PBB di New York, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan meminta Trump untuk melanjutkan pembicaraan damai dengan Taliban.

  

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement