REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto menegaskan, aparat keamanan seperti Polri dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan sekuat tenaga memberikan jaminan keamanan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua. Hal tersebut penting agar trauma masyarakat bisa segera hilang.
"Kami berusaha agar kembali melakukan stabilisasi daerah Wamena dan sekitarnya. Serta daerah-daerah yang sampai saat ini masyarakatnya trauma karena serangan-serangan Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan kelompok kriminal bersenjata (KKB). Yang terpenting, kami segera bisa menetralisir trauma dan menjamin keamanan masyarakat," katanya saat konferensi pers di Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Jakarta Pusat, Jumat (4/9).
Wiranto menambahkan, sudah ada jaminan-jaminan dari tokoh-tokoh adat agar masyarakat untuk tidak eksodus atau pergi ke daerah lain dan melanjutkan kehidupan sehari-hari disana. Rata-rata masyarakat yang berasal dari Sumatra Barat dan Sulawesi Selatan berdagang dan berkontribusi memberikan kehidupan ekonomi rakyat yang terus bergerak di daerah-daerah tersebut.
Bisa dibayangkan, kata Wiranto, kalau mereka tiba-tiba eksodus, maka roda perekonomian daerah itu bisa mati. "Jadi, ini saling membutuhkan." ujarnya.
Wiranto meminta kesadaran masyarakat Wamena dan daerah-daerah terdampak kerusuhan untuk menyadari hal ini.
Sehingga juga memberikan keamanan bagi masyarakat pendatang yang menjadi kunci dari roda perekonomian daerah tersebut. "Kami juga harus memberikan jaminan yang utuh. Caranya adalah tidak perlu saya sampaikan," kata dia.
Kemudian, Kapolda papua sudah menyampaikan penjelasan ke masyarakat dan mengimbau masyarakat untuk balik ke Wamina. Namun, terkait dalang permasalahan ini, ia terus mengejar siapa pelaku aksi provokasi.
Serangan-serangan tersebut dilakukan oleh KKB. Mereka dapat instruksi dari Benny Wenda untuk menyerang pendatang dan kerusuhan di kota-kota termasuk di media sosial.
Maka dari itu, ia mengharapkan masyarakat terutama yang bergerak di media sosial untuk membantu mendinginkan suasana ini. Membantu agar masyarakat menghilangkan trauma tersebut.
"Angkatan udara terus bergerak tidak berhenti mungkin keadaan reda dan tenang mereka balik kesana. Kehidupan mereka sudah mapan dan mencari nafkah disana. Ini masalahnya. Bukan masalah pengungsian tapi masalah masyarakat itu sendiri," kata Wiranto.