Sabtu 05 Oct 2019 08:00 WIB

Artileri Hantam Rumah Sakit Save the Children di Idlib

Save The Children menyebut serangan artileri menyebabkan tujuh orang terluka

Rep: Lintar Satria/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Serangan udara dilancarkan di sekitar Idlib Suriah
Foto: Syrian Civil Defense White Helmets via AP
Serangan udara dilancarkan di sekitar Idlib Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, IDLIB -- Serangan artileri menghantam rumah sakit badan amal Save the Children di provinsi Idlib, Suriah. Serangan itu mengakibatkan tujuh orang terluka termasuk satu orang dalam kondisi kritis.

Dilansir dari Aljazirah, Save the Children mengatakan pada Kamis (4/10) peluru artileri menghantam sayap selatan pusat kesehatan yang mereka dukung. Rumah sakit itu terletak di kota Maarat al-Numan di Barat Laut Suriah.

Baca Juga

Saat serangan terjadi rumah sakit tersebut merawat 60 orang pasien. Ada seorang dokter yang terluka dalam serangan itu. Save the Children tidak memberitahu siapa yang berada dibalik serangan.

Sementara itu organisasi hak asasi manusia Syrian Observatory for Human Rights mengatakan pemerintah Surioah melepaskan serangan ke kota Maarat al-Numan. Tapi mereka tidak memberikan jumlah korban.

"Komplek kesehatan Maraat al-Numat melayani 300 ribu orang yang tinggal di sekitar wilayah itu, dengan rata-rata pengunjung 200 orang per hari, memberikan bantuan kritis kepada ratusan anak dan keluarga mereka," kata Save the Children dalam pernyataannya.

Save the Children mengatakan serangan itu merusak fasilitas kesehatan. Tapi belum diketahui dengan pasti seberapa parah kerusakannya.

"Sekali lagi, warga sipil yang harus membayar konflik panjang yang mematikan," kata juru bicara Save the Children Amjad Yamin.

Provinsi Idlib yang dikuasai pemberontak sudah lama menahan pengeboman pasukan Suriah yang didukung Rusia. Serangan-serangan itu bertujuan untuk merebut kembali wilayah yang masih dikuasai pemberontak.

Syrian Observatory for Human Rights mengungkapkan serangan yang terjadi selama empat bulan terakhir telah membunuh 1.000 orang warga sipil. PBB mengatakan ratusan ribu warga sipil Idlib terpaksa mengungsi karena kekerasan yang terjadi sejak akhir bulan April lalu.

Setengah dari populasi di barat laut Suriah terpaksa mengungsi. Menurut Save the Children beberapa diantaranya harus berpindah tempat sebanyak tujuh kali dalam konflik yang berlangsung selama delapan tahun ini.

Pada bulan Agustus lalu PBB sudah membentuk dewan penyelidikan untuk investigasi pengeboman yang dilakukan terhadap fasilitas medis PBB di barat laut Suriah. Gencatan senjata yang diumumkan di Moskow pada 31 Agustus lalu mengurangi serangan udara tapi serangan di darat tetap terjadi.

"Wilayah itu cukup tenang sejak gencatan senjata diumumkan dan populasi yang mengungsi sudah pulang, sekarang (karena serangan artileri ini) mungkin harus mengungsikan mereka kembali," kata Yamin.

Perang Suriah yang dimulai sejak unjuk rasa anti-pemerintah pada tahun 2011 ini sudah membunuh ratusan ribu orang. Memaksa jutaan warga mengungsi. n Lintar Satria 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement