REPUBLIKA.CO.ID, MONTREAL -- Kepala asosiasi penerbangan sipil Kanada yang disebut Transport Canada Nicholas Robinson mengatakan regulator penerbangan di seluruh dunia sedang mempertimbangkan untuk memberikan pelatihan 'faktor-faktor mengejutkan' pesawat Boeing 737 MAX. Hentakan atau keterkejutan sangat menggangu pilot yang sedang kesulitan mengendalikan pesawat.
Boeing 737 MAX merupakan pesawat Boeing yang paling laris. Sayangnya sejak bulan Maret lalu jenis pesawat itu dilarang terbang setelah dua kecelakaan yang menelan korban sebanyak 346 orang.
Kesalahan pilot tampaknya memainkan peran penting dalam dua kecelakaan itu. Kru pesawat kesulitan untuk mengendalikan pesawat karena sistem kendali baru berulang kali menukikkan hidung pesawat di saat berbagai alarm dan sensor peringatan berbunyi.
"Apa yang kami butuhkan adalah memastikan kru pesawat di dalam MAX mampu mengatasi lingkungan itu," kata Robinson, Sabtu (5/10).
Transport Canada salah satu regulator inti yang mengevaluasi syarat 737 MAX untuk diperbolehkan terbang lagi setelah tujuh bulan dikandangkan. Robinson mengatakan setiap pekan ia mengadakan panggilan telepon, konferensi video atau bertemu langsung dengan Administrasi Penerbangan Federal (FAA) Amerika Serikat (AS), badan penerbangan Uni Eropa dan Brasil.
Sumber-sumber industri penerbangan mengatakan keputusan regulator penerbangan itu dapat mengarah pada perubahan tata cara operasi dan instruksi dalam kelas. Mereka juga dapat memberikan mandat untuk membuat simulasi pelatihan yang mahal.
Namun tidak ada keputusan pelatihan yang dapat dibuat. Sebelum Boeing memperbaharui perangkat lunak yang akan ditinjau dan disetujui FAA. Transport Canada memiliki bersekutu dekat dengan Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa dalam menuntut pelayanan ke Boeing dan juga mengangkat lagi pernyataan tentang arsitektur dibalik sudut serang Boeing 737 MAX.
"Kami terus mencari solusi yang diajukan oleh manufaktur dan FAA dalam hal itu," kata Robinson.
Tapi, kata Robinson mengatakan, tujuan akhir Kanada membuat 737 MAX dapat digunakan lagi di seluruh dunia. Bila tidak secara bersamaan, dapat pula dilakukan secara perlahan-lahan.
"Ini bukan keharusan, tapi tujuan," kata Robinson.
Hentakan atau keterkejutan di dalam kokpit dapat membahayakan kemampuan pilot dalam mempertahankan kendali atas pesawat. Kabarnya keterkejutan menjadi faktor utama kecelakaan pesawat seperti kecelakaan Air France 447 pada tahun 2009.
Di tahun yang sama pilot Chasley Sullenberger berhasil mendaratkan pesawat US Airways di sungai Hudson, New York setelah burung menabrak mesin pesawatnya. Pada bulan Juni lalu di hadapan anggota legislatif AS, Sullenberger mengatakan bisa jadi kru Boeing 737 MAX mengalami kebingungan ketika kesulitan mengendalikan pesawat.
"Saya dapat beritahu Anda secara langsung faktor keterjutan itu nyata dan besar, hal itu benar-benar mengganggu salah satu kemampuan untuk menganalisa krisis dengan cepat dan mengambil langkah yang tepat," kata pilot yang biasa dipanggil Sully itu.