Sabtu 05 Oct 2019 16:04 WIB

Warga Selandia Baru Terancam Akibat Peretasan Data Medis

Data mencakup nota konsultasi, nama dan tanggal lahir pasien hingga etnik dan alamat.

Rep: Antara/ Red: Friska Yolanda
Hacker (ilustrasi)
Foto: pixabay
Hacker (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Hampir satu juta orang Selandia Baru menghadapi risiko karena data medis mereka telah diakses secara gelap setelah serangan maya terhadap jejaring Tora Compass Health. Jejaring tersebut diretas pada Agustus, tapi penyelidikan juga mengungkapkan serangan sebelumnya sejak 2016 sampai Maret 2019

Dalam peryataannya, perusahaan tersebut telah mengumpulkan dan menganalisis informasi pasien dari pusat medis. "Meskipun ini tidak sah dan pekerjaan penjahat maya, tanggung jawab kami lah untuk menjaga keamanan data orang dan kami telah gagal melakukan itu," kata Martin Hefford, Pejabat Kepala Pelaksana Tora, di dalam satu pernyataan, sebagaimana dikutip Reuters.

Tora dan Kementerian Kesehatan Selandia Baru mengatakan mereka tak bisa memastikan apa dampak serangan maya tersebut terhadap informasi yang diakses. Tora mengatakan perusahaan itu memegang data kesehatan orang-orang dari Wilayah Wellington, Wairarapa dan Manawatu mulai 2002.

Kementerian Kesehatan mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa data itu tidak mencakup nota yang dibuat pada konsultasi yang telah dilakukan pasien dengan dokter umum, tapi mencakup informasi lain. Informasi tersebut meliputi informasi pendaftaran di pusat medis, Nomor Indeks Kesehatan Nasional pasien, nama, tanggal lahir, etnik dan alamat, kata kementerian itu.

Dalam beberapa kasus, Tora juga memegang informasi klinik tambahan yang digunakan buat promosi kesehatan, seperti status merokok, dan buat penanganan kondisi kronis seperti diabetes.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement