Ahad 06 Oct 2019 01:10 WIB

Jumlah Pengungsi Gempa Ambon Semakin Meningkat

Masih maraknya berita bohong (hoax) juga memperparah keadaan.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Endro Yuwanto
Wakil Gubernur (Wagub) Maluku Barnabas Orno (ketiga kiri) menjenguk korban gempa yang dirawat di rumah sakit lapangan di kompleks Kampus Universitas Darussalam, Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Selasa (1/10/2019).
Foto: Antara/Izaac Mulyawan
Wakil Gubernur (Wagub) Maluku Barnabas Orno (ketiga kiri) menjenguk korban gempa yang dirawat di rumah sakit lapangan di kompleks Kampus Universitas Darussalam, Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Selasa (1/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Posko penanganan darurat bencana gempa bumi Maluku mencatatkan adanya peningkatan jumlah pengungsi. Data terakhir yang didapat pada pukul 18.00 WIT, Sabtu (5/10) melaporkan, jumlah pengungsi menjadi 135.875 orang, padahal sehari sebelumnya 111 ribu jiwa.

Selain itu, data posko tersebut juga semakin merinci total jumlah rumah rusak mencapai 6.975 unit. Angka itu juga terbagi lagi dengan jumlah rumah rusak berat yang mencapai 1.914 dengan rincian di Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) 1.339, SBB 285, dan Kota Ambon 230.

"Sedangkan rumah rusak sedang, total di Kabupaten Malteng 1.101 unit, SBB 469, dan Kota Ambon 241. Pada kategori rusak ringan mencapai 3.250 unit dengan rincian di Malteng 2.641 unit, Kota Ambon 546, dan SBB 333," ujar Kepala Pusat Data BNPB, Agus Wibowo, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (5/10).

Agus menuturkan, jumlah pengungsi yang naik tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, khususnya gempa susulan yang masih dirasakan oleh warga. Hingga Sabtu (5/10) pukul 21.00 WIT, diketahui BMKG mencatat gempa susulan mencapai 1.077 kali.  "Dan gempa yang dirasakan mencapai 116 kali. Tiga hari terakhir gempa susulan memiliki magnitudo yang cukup signifikan antara M 3,5 hingga 4,4," sambung dia.

Agus menegaskan, masih maraknya berita bohong (hoax) juga memperparah keadaan. Bahkan beredar berita tidak benar bahwa 9 Oktober nanti akan terjadi gempa besar. Selain itu, faktor meningkatnya pengungsi juga dikarenakan kabar simpang siur mengenai bantuan.

Agus mengklaim bahwa pemenuhan logistik bagi pengungsi masih cukup untuk satu bulan ke depan. Meskipun ada beberapa yang sudah menipis, seperti tenda atau terpal. "Di sisi lain, personel dengan latar belakang kesehatan juga masih dibutuhkan seperti dokter umum, bidan dan perawat, apoteker, dan tenaga psikososial," jelasnya.

Bantuan logistik tahap kedua BNPB telah tiba di Ambon hari ini. Bantuan logistik yang telah diberikan berupa selimut 5.500 lembar, tenda gulung 5.000, matras 3.919, sandang 500 paket, family kit 200 paket, tenda keluarga kapasitas besar 15 unit, rumah sakit lapangan 1 unit, dan light tower portable 1 unit.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement