REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Youth Forum (IYF) dan Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora RI bersama UIN Walisongo Semarang menyelenggarakan ajang kepemudaan bertajuk Pemuda Sholawatan, Jumat (4/10). Bertempat di Auditorium II Kampus III Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang, kegiatan ini dikemas dalam serangkaian acara seperti shalawatan, arahan tokoh, hingga tausyiah untuk menguatkan peran pemuda untuk kemajuan Indonesia.
Rektor UIN Walisongo Semarang Prof Imam Taufiq mengaku bangga melihat tingginya antusiasme peserta. Bahkan, dia memperkirakan ada sekitar 8.000 orang yang hadir pada acara pemuda shalawatan tersebut.
“Malam ini saya cukup terharu, bahkan hati saya sampai bergetar melihat antusiasme segenap keluarga besar UIN Walisongo yang hadir,” ujar Imam Taufiq dalam keterangannya, Sabtu (5/10).
Dalam acara tersebut, UIN Walisongo juga memberikan penghargaan Cendekiawan Muda Inspiratif kepada Asrorun Ni'am Sholeh. Penghargaan diserahkan langsung oleh Rektor UIN Walisongo Imam Taufiq.
Prof Imam Taufiq berkata, Niam merupakan salah satu tokoh muda yang tak kenal lelah mendorong para pemuda untuk terus berkarya dan menempah diri menjadi pemuda yang berkualitas, baik secara intelektual maupun spiritualias melalui berbagai program salah satunya dengan menginisiasi pemuda shalawatan. Dalam sambutannya, Asrorun Ni’am mengucapkan terimakasih kepada Rektor dan Civitas Akademika UIN Walisongo Semarang atas penghargaan yang diberikan kepadanya.
Asrorun Ni'am Sholeh (berjas biru) disambut ribuan pemuda-pemudi yang datang di acara Pemuda Sholawatan di UIN Walisongo Semarang, Jumat (4/10).Asrorun Ni'am Sholeh (berjas biru) disambut ribuan pemuda-pemudi yang datang di acara Pemuda Sholawatan di UIN Walisongo Semarang, Jumat (4/10).
Menurutnya, sudah menjadi kewajiban bagi dirinya memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara dengan mendorong anak muda Indonesia untuk mau berkarya dan berkontribusi yang terbaik untuk bangsa. Niam mengatakan kegiatan Pemuda Sholawatan ini merupakan bagian dari upaya Kemenpora RI untuk mencanangkan Oktober sebagai Bulan Pemuda.
“Para pemuda harus diajak kembali mengenang bulan Oktober 1928 silam, dimana beberapa pemuda mencuatkan gelora persatuan Indonesia melalui Sumpah Pemuda," ujar Niam.
Inilah yang menurutnya mendorong Kemenpora, melalui Kantor Deputi Pengembangan Pemuda-nya, untuk mencanangkan Oktober sebagai Bulan Pemuda. Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora tersebut berkata, memberdayakan pemuda adalah keniscayaan bagi Indonesia.
Karenanya, ekspresi mereka dalam berkreasi dan berkarya harus terus didorong. Tanpa itu, Indonesia akan menjadi negara yang lemah.
"Patriotisme harus berbanding lurus dengan spiritualitas yang tinggi. Sehingga bulan Oktober selain sumpah pemuda taggal 22 Oktober nanti ada spirit Hari Santri. Di mana patriotisme dan spiritualisme berbanding lurus sebagai modal untuk belajar mendahulukan kepentingan orang banyak dan bangsa," ungkap Niam tegas.
"Jika kita benar-benar cinta Rasulullah," kata Niam melanjutkan, "maka jangan gampang dibohongi hoaks dan menyebarkan berita bohong."
Bahkan, kata Niam, jika ada kabar yang benar tapi itu dapat menyebabkan kehancuran dan pertikaian, maka haram hukumnya menyebarkan informasi. "Demi kemaslahatan dan keutuhan bangsa Indonesia," imbuh Niam.
Sebagai tokoh muda, Niam menekankan spirit Sumpah Pemuda yang akan diselebrasikan pada 28 Oktober nanti harus dimaknai untuk menjadikan bulan ini sebagai Bulan Pemuda. Sebagai wujud komitmen kongkritnya, Kemenpora menginisiasi terwujudnya Bulan Pemuda tahun ini dengan kegiatan Pemuda Sholawatan.
Dalam kesempatan yang sama Founder Indonesia Youth Forum Muhammad Abdul Idris mengatakan bangga sekaligus mengapresiasi kegiatan Pemuda Sholawatan dalam rangka menyongsong hari sumpah pemuda yang ke-91.
Harapannya, ini bisa menjadi awal menggelorakan semangat Hari Sumpah Pemuda.
“Kita akan melaunching dan mendoakan kesuksesan Bulan Pemuda diawali dengan kegiatan Pemuda Sholawatan di UIN Walisongo Semarang. Semoga bisa menggelorakan semangat para pemuda,” ujarnya.
Dalam acara Pemuda Sholawatan tersebut, hadir beberapa figur anak muda baik individu maupun komunitas. Ikut serta meramaikan kegiatan tesebut yakni, Veve Zulfikar, Gus Azmi, dan kelompok hadrah As-Syahid. Mereka saat ini adalah anak-anak muda yang menjadi representasi anak muda kreatif dan religious melalui karya mereka dibidang industri musik relegius.