REPUBLIKA.CO.ID, PARIAMAN -- Komunitas Tabuik Diving Club (TDC) di Kota Pariaman, Sumatra Barat, menyisir pantai kota itu guna mengumpulkan ubur-ubur jenis bluebottle. Ubur-ubur jenis tersebut beracun dan banyak terdampar di tepi laut di daerah itu.
"Sepanjang dua kilometer di daerah Desa Ampalu saja ubur-ubur ini yang terkumpul oleh kami telah mencapai 50 ekor," kata Ketua TDC Pariaman Tomi Syamsuar di Pariaman, Sabtu (5/10).
Berdasarkan pantauan, ubur-ubur tersebut juga terdampar di daerah objek wisata di Pariaman, yaitu di antaranya Pantai Cermin dan Gandoriah. Ia mengatakan penelusuran tersebut karena tidak ingin warga serta wisatawan tersengat oleh bisa dari hewan laut itu karena racunnya yang mematikan.
Apalagi, kata dia, beberapa waktu lalu sejumlah nelayan di kota itu tersengat ubur-ubur tersebut sehingga harus dirawat intensif di rumah sakit umum daerah setempat. Meskipun komunitas selam telah memungut ubur-ubur bluebottle yang terdampar di Pantai Pariaman, namun, hewan laut itu akan tiba kembali karena terbawa ombak.
Para penyelam mengumpulkan ubur-ubur dengan cara melapisi tangan dengan plastik agar tidak ada kontak langsung dengan hewan laut itu. Ia pun meminta pihak terkait segera mengimbau warga dan wisatawan tidak mendekati pantai agar tidak tersengat ubur-ubur.
Sebelumnya, dua nelayan di Kota Pariaman dilarikan ke rumah sakit umum daerah untuk mendapatkan perawatan intensif karena tersengat ubur-ubur saat menangkap ikan di perairan laut daerah setempat. "Salah satu korban adalah anak buah kapal (ABK) saya, kejadian sekitar 10 hari lalu. Seorang lagi Ali Imran (43 tahun), warga setempat, yang terjadi beberapa hari lalu," kata nakhoda kapal nelayan di Pariaman Perizal (37) .
Ia mengatakan ABK tersebut tersengat ubur-ubur jenis bluebottle di wilayah Pulau Kasiak ketika mengangkat jaring di tengah laut. Namun, dia juga melihat ubur-ubur itu mengapung di sepanjang perairan Pariaman.