Ahad 06 Oct 2019 17:15 WIB

Pariwisata Jadi Industri Ekspor Unggulan Dunia

Setiap tanggal 27 September, diperingati sebagai Hari Pariwisata Dunia.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Dwi Murdaningsih
Setiap tanggal 27 September, diperingati sebagai Hari Pariwisata Dunia atau World Tourism Day.
Foto: ist
Setiap tanggal 27 September, diperingati sebagai Hari Pariwisata Dunia atau World Tourism Day.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sektor pariwisata dewasa ini menjadi industri ekspor unggulan bagi negara-negara di dunia karena mendatangkan devisa lewat kunjungan para wisatawan mancanegara. Karenanya, pariwiata memberikan harapan, kemakmuran, dan pemahaman terhadap begitu banyak kehidupan mata pencaharian di dunia.

Berdasarkan data United Nations World Trade Organization (WTO), tahun 2016 lalu sebanyak 1,2 miliar wisatawan melintasi perbatasan internasional. Pada tahun 2030 mendatang, diprediksi jumlah wisatawan yang melintas meningkat jadi 1,8 miliar jiwa.

Baca Juga

Demikian pula industri pariwisata yang memberikan kontribusi sebanyak 7,6 miliar dolar AS terhadap perekonomian global. Jumlah itu setara 10,2 persen dari produk domestik bruto (PDB) global dan menciptakan 292 juta pekerjaan.

Setiap tanggal 27 September, diperingati sebagai Hari Pariwisata Dunia atau World Tourism Day. Ditetapkannya tanggal 27 September ini bertepatan dengan pertama kali UNWTO  merancang anggaran dasarnya pada tahun 1970. Namun baru 10 tahun berikutnya, yaitu tahun 1980, diputuskan  hari resmi World Tourism Day di Torremolinos, Spanyol.

Pada tahun ini Hari Pariwisata Dunia telah memasuki tahun ke-39 sejak diresmikan bertahun-tahun lalu di Spanyol. Hari besar bagi segenap pelaku wisata di dunia tersebut memang dirayakan untuk sektor pariwisata yang merupakan salah satu industri terbesar dunia.

World Tourism Day bertujuan untuk mendorong kesadaran masyarakat internasional akan pentingnya dampak pariwisata terhadap nilai budaya, sosial, ekonomi, politik serta lingkungan, serta pentingnya untuk terus  memberikan kesadaran tentang pariwisata sebagai kontributor dalam mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

"Kapanpun kita bepergian, kemanapun kita bepergian, ingatlah selalu untuk menghormati alam, menghormati budaya, menghormati tuan rumah dan penduduk lokal, sehingga kita bisa menjadi agen perubahan yang berperan aktif dan bertanggung jawab, sesuai semboyan Travel, Enjoy, Respect and Responsibility," seperti dikutip dari siaran pers bersama Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia dan Pacifit Asia Travel Association, Ahad (6/10).

Terlepas dari sejarah penetapannya, dunia memperingatinya untuk meningkatkan perhatian di kalangan komunitas internasional akan pentingnya wisata serta unsur sosial, budaya, politik, dan nilai ekonomi.

Di mana para pelaku wisata saling berkumpul dan membicarakan tentang kontribusi yang dapat diciptakan melalui pariwisata. Dengan merayakan World Tourism Day, setidaknya kita dapat mengaktifkan sektor pariwisata yang dapat memajukan lima unsur. Yakni ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, maupun perdamaian.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement