Ahad 06 Oct 2019 20:24 WIB

Israel Promosikan Pakta Non-Agresi dengan Negara Teluk Arab

Menlu Israel percaya pakta non-agresi dapat mengakhiri konflik dengan negara Arab.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Andri Saubani
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan) dan Menteri Transportasi Yisrael Katz.
Foto: REUTERS/Ronen Zvulun
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan) dan Menteri Transportasi Yisrael Katz.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz, mengonfirmasi kabar bahwa dia sedang berupaya agar negaranya dapat menandatangani pakta non-agresi bersejarah dengan negara-negara Teluk Arab. Menurutnya, hal itu dapat mengakhiri konflik Israel dengan negara-negara Arab serta membantu mendorong kerja sama non-militer hingga kesepakatan damai dengan Palestina tercapai.

“Baru-baru ini saya telah mempromosikan, dengan dukungan perdana menteri, inisiatif diplomatik untuk menandatangani ‘perjanjian non-agresi’ dengan negara-negara Teluk Arab. Langkah bersejarah ini akan mengakhiri konflik dan memfasilitasi kerja sama sipil hingga perjanjian damai (dengan Palestina) ditandatangani,” kata Katz melalui akun Twitter pribadinya pada Ahad (6/10).

Dia mengaku telah mempresentasikan rencana tersebut kepada para menteri luar negeri negara-negara Arab dan utusan khusus Amerika Serikat (AS) untuk Timur Tengah Jason Greenblatt di sela-sela sidang Majelis Umum PBB pekan lalu. “Saya akan terus bekerja untuk memperkuat status Israel di kawasan dan di seluruh dunia,” ujar Katz.

Komentar Katz muncul setelah stasiun televisi Israel, Channel 12, melaporkan bahwa inisiatif pakta non-agresi dengan negara-negara Teluk Arab sedang dalam tahap pengerjaan. Menurut Channel 12, rencana tersebut termasuk ketentuan membangun hubungan bilateral dan dilakukan dalam bayang-bayang ancaman keamanan Iran.

Channel 12 mengatakan, pakta non-agresi bertujuan mengeksplorasi fakta bahwa Israel dan negara-negara Teluk yang didominasi Sunni berbagi keprihatinan besar terhadap Iran Syiah. Seperti telah dikonfirmasi oleh Katz, stasiun televisi itu pun melaporkan bahwa pakta non-agresi sedang disusun dengan dukungan penuh dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Israel diketahui tak memiliki hubungan diplomasi dengan negara-negara Arab. Hanya Mesir dan Yordania yang menjalin relasi diplomatik degan Tel Aviv.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement