Senin 07 Oct 2019 11:55 WIB

Nasihat Pendiri Al-Irsyad Al-Islamiyah Saat Bertemu Sukarno

Syekh Surkati memberikan nasihat penguatan untuk Sukarno.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Berdoa kepada Allah/ilustrasi
Berdoa kepada Allah/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Presiden pertama Sukarno yang akrab disapa Bung Karno untuk pertama kalinya bertemu Syekh Ahmad Sukrati. Namun, kondisi kesehatan Syekh Surkati di masa tuanya tidak begitu baik karena matanya telah buta akibat sakit.    

Ketua Pusat Dokumentasi dan Kajian al-Irsyad al-Islamiyah, Abdullah Abubakar Batarfie, menceritakan, awalnya mata Syekh Surkati sakit dan diperiksa dokter asal Belanda. Dengan berbagai penjelasan medis, dokter Belanda tersebut merekomendasikan agar sebelah matanya yang sakit dicungkil atau dicabut.

Baca Juga

Akan tetapi, setelah dicabut matanya masih tetap sakit, kemudian dokter Belanda menyarankan agar mencabut lagi matanya yang tersisa satu. Hingga pada akhirnya kedua mata Syekh Surkati buta. "Jadi bukan buta karena sudah berusia tua tapi buta karena sakit dan dibutakan," kata Abdullah. 

Meski matanya sudah tidak bisa melihat, pikirannya tetap cerdas. Syekh Surkati mengandalkan juru tulis untuk menuliskan pemikirannya. Di masa-masa itu Syekh Surkati bertemu Bung Karno yang belum menjadi Presiden Republik Indonesia. 

Abdullah menggambarkan dialog Syekh Surkati dan Bung Karno. Bung Karno mengatakan, “Sayang ketika (saya) bertemu dengan anda (Syekh Surkati) kedua mata Anda telah buta dan tidak bisa melihat lagi.

Syekh Surkati pun menjawab, “Betul kedua mata saya telah buta tapi hati Anda telah terbuka sekarang, sekarang mengetahui mana yang hak dan mana yang batil, Anda berani mengatakan perlawanan kepada penjajahan," kata Abdullah, meniru jawaban Syekh Surkati kepada Bung Karno.

Setelah pertemuan itu, Bung Karno kerap bertemu Syekh Surkati sebelum ulama besar tersebut meninggal dunia pada 1943. Bung Karno pernah mengatakan bahwa Syekh Surkati ikut mempercepat upaya lahirnya kemerdekaan Indonesia.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement