REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Ibrahim Alaihissalam (AS) adalah seorang nabi dan rasul Allah yang memiliki keberanian dan mukjizat yang luar biasa dari Allah SWT. Keberaniannya adalah melawan Raja Namrudz dari Babilonia yang mengaku sebagai tuhan dengan membakar patung-patung atau berhala yang menjadi sesembahan.
Keberaniaan Ibrahim menghancurkan berhala-berhala sesembahan kaumnya ini sehingga membuat Raja Namrudz murka. Karena itu, ia memerintahkan para pengawalnya untuk menangkap Ibrahim dan memasukkannya ke dalam api.
Namun, atas izin Allah SWT, api tak sanggup membakarnya. Inilah kemukjizatan yang dimiliki Ibrahim. Peristiwa heroik ini diabadikan Allah dalam Alquran, di antaranya pada surah al-An'am ayat 74-83, al-Anbiya ayat 51-70, al-Baqarah ayat 124 dan 258, asy-Syuara ayat 69-89, Ibrahim ayat 35-41, dan Hud ayat 69-76.
Adapun Raja Namrudz (Nimrodz)--diperkirakan hidup pada tahun 2275-1943 SM)--yang membakar Ibrahim adalah seorang raja Babilonia yang sangat lalim dan kejam. Di balik kekejaman itu, ia juga dikenal sebagai seorang raja yang cerdas, tapi tidak beriman kepada Allah SWT. Ia mengaku tuhan yang dapat menghidupkan dan mematikan.
Namrudz dijuluki juga sebagai the Mighty Hunter karena keahliannya berburu. Selain itu, Namrudz juga digelari Dewa Bacchus dan juga Dewa Matahari.
Menurut beberapa sumber, Namrudz sangat menggemari matematika dan segala hal yang terkait dengan angka serta astronomi. Dalam Wikipedia, disebutkan bahwa Namrudz-lah yang konon menemukan system sexagesimal yang membagi sebuah lingkaran dalam 360 derajat. Selain itu, dia juga menetapkan bahwa satu hari terbagi dalam 24 jam, lalu setiap jam terbagi menjadi 60 menit, dan satu menit terbagi menjadi 60 detik.
Namrudz pula yang konon menyatakan pertama kalinya bahwa permulaan hari adalah selepas tengah malam, bukan saat matahari terbenam seperti kepercayaan sebelumnya.
Kesukaan Namrudz kepada angka-angka dan geometri membuatnya sering mencorat-coret rancangan jembatan, bangunan besar, kuil, dan juga menara. Sistem irigasi di lembah Tigris dan Eufrat serta penggunaan tanah liat yang dibakar dan dibentuk menjadi kotak-kotak yang kini dikenal sebagai batu bata juga berasal dari Namrudz. Bahkan, pencakar langit yang pertama di dunia, Menara Babil atau Babel (Babylonia Tower), juga dibuat olehnya.
Belum cukup dengan merancang desain aneka bangunan, Namrudz juga suka mengutak-atik angka dan menghubungkannya dengan gerakan bintang dan planet sehingga menghasilkan apa yang kita kenal sekarang sebagai horoskop dan palsmistry (rajah tangan).