REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemenang lelang proyek Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Bandara Komodo Labuan Bajo diumumkan pekan depan. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menjelaskan saat ini masih dalam finalisasi karena proses yang dilalui tidak sama apabila membangun sendiri dengan APBN.
“Kita lagi proses finalisasi, mungkin satu minggu mendatang kita umumkan,” kata Menhub di Jakarta, Senin (7/10).
Salah satu yang disebut sebagai calon terkuat pemenang KPBU Bandara Labuan Bajo adalah konsorsium Singapura, yakni Changi Aiports International Pte Ltd, Changi Airport MENA Pte Ltd dan perusahaan Indonesia PT Cardig Aero Service.
Konsorsium tersebut dinyatakan tahap lolos pertama dalam lelang Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Bandara Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Kepala Seksi Kerja Sama dan Pengembangan Pengusahaan Bandara Kementerian Perhubungan Arif Mustofa sebelumnya menyebutkan terdapat lima konsorsium yang mengikuti lelang tahap pertama, namun yang dinyatakan lolos hanya konsorsium Changi-Cardig.
“Cardig itu lokal dia perusahaan lokal, konsorsium awalnya ada lima. yang menang tinggal satu, mitra asingnya dua, setelah itu tahap dua selesai baru kita ‘award’ jadi nanti ini memenangkan pertandingan maju ke dalam proses berikutnya, jadi ‘financial close’,” katanya.
Arif menyebutkan lima konsorsium tersebut, di antaranya Changi-Cardig, Astra dengan perusahaan Prancis, PT Angkasa Pura II dengan perusahaan Malaysia Muhiba, Indika Group dan perusahaan Prancis, PT Angkasa Pura I dengan perusahaan India GVK.
Untuk memastikan kredibilitas konsorsium itu, ia mengatakan pihaknya juga telah melakukan survei ke bandara-bandara yang dioperasikan oleh perusahaan tersebut, di antaranya bandara di Cyprus, Rio de Janeiro-Brasil dan Siem Reap-Kamboja.
“Konsorsium ini hebat-hebat karena sudah mengoperasikan bandara-bandara di dunia. KPBU ini sudah tidak bisa dibendung, sudah terlalu terlambat di negara lain sudah pakai public-private partnership,” katanya.
Ia memaparkan alasan membuka lelang kepada perusahaan asing karena mencari yang berpengalaman dalam mengoperasikan bandara di pasar internasional. “Ada market-market yang belum kita kelola, untuk mengelola market internasional, tidak hanya bisa bangun bandara, kita punya BUMN karya jago-jago, tapi untuk airport operator yang punya link internasional yang membangun jaringan-jaringan wisata internasiona yang lebih penting,” katanya.