Selasa 08 Oct 2019 01:44 WIB

Makan Sendirian Bantu Kurangi Asupan Makanan Harian

Makan bersama memiliki efek yang kuat pada peningkatan asupan makanan.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Gita Amanda
Makan Pizza. Ilustrasi
Foto: Express.co.uk
Makan Pizza. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Sebuah penelitian baru menyarankan orang yang mengurangi asupan makanan untuk makan sendirian. Sebab menurut penelitian, yang diterbitkan dalam America Journal of Clinical Nutrition, makan bersama dengan teman dan keluarga memiliki efek yang kuat pada peningkatan asupan makanan.

“Kami menemukan bukti kuat orang makan lebih banyak saat mereka makan dengan teman dan keluarga daripada saat sendirian,” kata pemimpin penelitian Helen Ruddock dari University of Birmingham di Inggris, seperti yang dilansir dari Indian Express, Senin (7/10).

Baca Juga

Para peneliti mengevaluasi 42 studi yang ada di social dining. Norma sosial mungkin mengizinkan makan berlebihan di perusahaan, tetapi terasa sangsi ketika makan sendirian.

Pun, menyediakan makanan dikaitkan dengan pujian dan pengakuan, serta memperkuat ikatan sosial. Para peneliti lebih menamai fenomena makan lebih banyak dengan teman dan keluarga sebagai fasilitasi sosial.

Studi sebelumnya menemukan mereka yang makan dengan orang lain mengkonsumsi hingga 48 persen lebih banyak, daripada pengunjung tunggal. Wanita dengan obesitas 29 persen lebih banyak makan ketika bersama-sama daripada saat makan sendirian.

Efek fasilitasi sosial pada perilaku makan tidak diamati di seluruh studi asupan makanan di antara orang-orang yang tidak kenal baik.

“Orang-orang ingin menyampaikan kesan positif pada orang asing. Memilih porsi kecil dapat menjadi sarana untuk melakukan hal itu dan ini mungkin mengapa fasiltasi sosial untuk makan kurang terlihat di antara kelompok orang asing,” kata Ruddock.

Para peneliti menjelaskan melalui peran pemburu-pengumpul kuno berbagi makanan karena memastikan distribusinya adil.

“Dalam kasus fasilitasi sosial, kami telah mewarisi mekanisme yang sekarang memberikan pengaruh kuat pada asupan makanan yang tidak sehat,” ujar para peneliti.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement