REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA --Samuel Eto'o tidak meragukan kemampuan Pep Guardiola sebagai seorang pelatih. Namun, pujiannya terhadap kemampuan Guardiola itu tak berbanding lurus dengan kapasitas personalnya. Guardiola dan Eto'o pernah bekerja bersama di Barcelona, sebelum akhirnya nama kedua pindah ke Inter.
"Saya menyukainya sebagai seorang pelatih, tapi tidak secara pribadi," kata Eto'o dalam acara bincang sepak bola di Doha, Qatar, dikutip dari Marca, Selasa (8/10).
Pemain asal Kamerun itu menjelaskan bahwa ia memahami Guardiola lebih baik dibandingkan siapapun. Eto,'o mengaku belajar sepak bola dari pelatih asal Spanyol tersebut. Ia menilai Guardiola menginterpretasikan menginterpretsikan berbagai hal lebih baik dibandingkan pelatih lainnya.
"Dia yang terbaik, tapi tentu saja dia juga kalah dalam beberapa pertandingan," jelasnya.
Eto'o juga pernah bekerja di bawah pelatih Jose Mourinho saat masih membela Inter. Mantan penyerang itu pun bicara bagaimana gaya manajemen Mourinho. Ia mengaku Mou merupakan sosok yang mampu memberikan motivasi kepada pemain. Eto'o bercerita, Mou pernah mencadangkannya sebulan lebih dan memintanya pemanasan saat injury time.
"Saya bicara dengannya di kantor. Itu memang yang diinginkannya, membuat saya kembali ke level terbaik. Saya melakukannya, kami memenangkan segalanya," kata dia.
Meskipun memuji dan menaruh respek pada dua pelatih top ini, Eto'o ternyata punya sosok yang paling dikagumi, yakni Luis Aragones. Pelatih yang membawa Spanyol juara Euro 2008 itu dinilai Eto'o sebagai sosok yang layak ditiru
"Jika saya harus memilih satu pelatih, itu Luis Aragones," katanya.
Ia mengenang masa bermain di bawah arahan Aragones di Mallorca. Suatu ketika, Aragones memanggil Eto'o untuk bicara di kantornya di Mallorca. Menurut Eto'o, pembicaraan itu benar-benar mengubahnya sebagai pemain.
"Dia memanggil saya dan berkata, 'Samuel, Anda telah melakukan segalanya dengan Mallorca, tetapi sekarang saatnya pergi ke klub besar, untuk melihat kemampuan Anda sebenarnya'. Saat itu saya berpikir,'Apa yang orang tua ini katakan?' Dia melihat sesuatu dengan cara berbeda," kata Eto'o.
Ia memuji Aragones sebagai sosok yang unik dan kebapakan. Aragones dinilai tahu menilai personalitas pemain dan cara menghadapinya.
"Jika saya menjadi pelatih, akan menjadi kehormatan besar bisa menyerupai dia," kata Eto'o.
Eto'o memulai karier profesional di Real Madrid pada 1997. Tapi ia hanya bermain tiga kali dan dipinjamkan ke Leganes, Espanyol, dan Mallorca selama tiga tahun.
Pada 2000, ia dikontrak Mallorca dan tampil mengilap. Barcelona pun tergiur dan menggaetnya pada 2004. Pada 2009, Eto'0 pindah ke Inter Milan dan bermain selama dua musim. Setelah itu, ia bermain untuk tujuh klub berbeda di Inggris, Rusia, Turki, dan Qatar sebelum mengumumkan gantung pada bulan lalu.
Eto'o kini menjadi duta Qatar untuk Piala Dunia 2022. Program sepak bola dan bincang-bincang di Doha ini merupakan salah satu rangkaian persiapan Qatar menjadi tuan rumah pesta sepak bola sejagat.