REPUBLIKA.CO.ID, Sejak tahun-tahun awal Islam, perempuan memang memiliki peran penting dalam masyarakat mereka. Mereka berkontribusi besar pada keunggulan peradaban Islam.
Ada juga banyak referensi belakangan ini yang menunjuk pada Muslimah yang unggul dalam bidang-bidang seperti kedokteran, sastra, dan yurisprudensi. Tradisi panjang ini menemukan padanannya di zaman modern.
Sebagai contoh, Sabiha Gökçen yang hidup pada 1913-2001 masehi, merupakan pilot tempur perempuan pertama di dunia. Dia diangkat sebagai kepala pelatih pilot di Lembaga Penerbangan Turki.
Lebih lanjut, keunggulan yang dicapai banyak perempuan selama peradaban Islam mulai diungkapkan dalam sejumlah pengetahuan yang ditemukan baru-baru ini. Seperti Ayesha yang merupakan putri Pangeran Ahmed di Andalus, unggul dalam sajak dan pidato.
Pidatonya membangkitkan antusiasme para filsuf Kordoba yang penuh gejolak. Dia memiliki perpustakaan, dimana perpustakaannya menjadi salah satu yang terbaik dan terlengkap di kerajaan.
Ada juga Wallada (dikenal sebagai Valada oleh kaum Barat), merupakan seorang putri dari Dinasti Almohad. Dia memiliki daya tarik pribadi yang tidak kalah dengan bakatnya. Dia terkenal karena pengetahuannya tentang puisi dan retorika.
Percakapannya luar biasa karena ketelitian dan kecermatannya, dan dalam kontes akademis di Kordoba (ibu kota yang menarik minat orang-orang terpelajar dan fasih dari setiap kuartal Semenanjung Iberia), Ayesha tidak pernah gagal, baik dalam bentuk prosa atau komposisi puisi, untuk menjauhkan semua pesaing.
Al-Ghassania dan Safia, keduanya dari Seville, juga menjadi sorotan atas kejeniusan puitis dan oratorisnya. Kemudian keindahan dan kesempurnaan kaligrafinya, tidak dapat tertandingi. Dan iluminasi indah dari manuskrip-manuskripnya, membuat para seniman paling berbakat pada zaman itu, menjadi putus asa.
Lalu ada juga pencapaian sastra Miriam, putri berbakat dari al-Faisuli, yang terkenal di seluruh Andalusia. Miriam memiliki kecerdasan dalam mengkritik pedas dan menyindir tajam dari epigramnya yang bisa disebut juga tak tertandingi.
Umm al-Sa'd terkenal karena keakrabannya dengan tradisi muslim. Labana dari Kordoba benar-benar berpengalaman dalam ilmu eksakta, bakatnya setara dengan solusi dari masalah geometri dan aljabar yang paling kompleks, dan kenalannya yang luas dengan literatur umum membuatnya mendapatkan posisi penting, yakni sebagai sekretaris pribadi untuk khalifah al-Hakam II.