Selasa 08 Oct 2019 11:49 WIB

Atap Dua Ruang Kelas SDN Turangga di Bandung Nyaris Ambruk

SDN 115 Turangga berada ditengah kota dan pusat perbelanjaan terbesar di Bandung.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Dwi Murdaningsih
Kondisi dua ruang kelas di SDN 115 Turangga, Kota Bandung yang nyaris ambruk akibat atap yang rusak, Selasa (8/10).
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Kondisi dua ruang kelas di SDN 115 Turangga, Kota Bandung yang nyaris ambruk akibat atap yang rusak, Selasa (8/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Atap dua ruang kelas di SDN 115 Turangga, Kota Bandung, Kelurahan Lingkar Selatan, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung nyaris ambruk akibat kondisi kayu yang sudah lapuk. Dampaknya, aktivitas belajar ruang kelas 1 dan kelas dua tidak digunakan untuk kegiatan belajar.

Lokasi SDN 115 Turangga berada ditengah-tengah kota dan pusat perbelanjaan terbesar di Kota Bandung. Atap dua ruang kelas yang rusak berada di ujung sekolah. Ruang kelas sengaja dikunci karena dikhawatirkan anak-anak masuk ke kelas tersebut.

Baca Juga

Kepala SDN 115 Turangga, Lilis Sumarni mengungkapkan sekolah berdiri sekitar tahun 1965. Namun, renovasi bangunan baru dilaksanakan 2006 untuk kelas 1 dan dua kali untuk kelas dua. Menurutnya, ruang kelas satu yang lebih dahulu direnovasi ambruk lebih cepat.

Tidak hanya itu, ruangan kelas berukuran 6x7 meter persegi masih kecil untuk kegiatan belajar. Sebab ukuran ideal seluas 7x8 meter persegi.

"Pertama sering hujan dan bocor, lama kelamaan rapuh. Atap pernah diganti tapi karena kayu sudah lapuk jadi triplek dan internit tidak kuat lama dan ambruk," ujarnya, Selasa (8/10).

Ia mengungkapkan, beruntung ambruknya atap terjadi pada malam hari. Sehingga tidak terdapat korban jiwa. Menurutnya, atap ruang kelas 1 ambruk pada akhir 2018 dan atap ruang kelas 2 pada Maret 2019. Dirinya mengaku sudah melaporkan ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung.

"Sempat memberitahu ke pemerintah, belum direnov soalnya mau dihancurkan (dibangun ulang). Terus status sekolah belum punya surat tanah jadi pemerintah khawatir dibangun nanti ada yang menggugat," katanya.

Lilis mengatakan, meski tidak menganggu aktivitas belajar. Namun, siswa kelas 1 dan 2 dipindahkan jadwal belajarnya ke ruangan yang lain. Dengan jadwal belajar yang dilaksanakan pada pagi dan siang hari.

"Kami mengharapkan segera dibangun, diperbaiki karena sekolah merasa gelisah dan bimbang dan takut sampai membahayakan ke siswa," katanya.

Dirinya mengungkapkan, Disdik Kota Bandung pada 2020 berencana menghancurkan sekolah dan kembali membangun 2 hingga 3 tingkat. Saat proses pembangunan katanya, siswa akan dipindahkan ke sekolah lainnya untuk sementara waktu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement