REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menyebut jumlah korban jiwa akibat gempa yang terjadi di Maluku bertambah dan menjadi 39 jiwa. Hal itu disampaikan Doni usai melaporkan progres penanganan bencana di sejumlah daerah kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Presiden, Jakarta, Selasa (8/10) siang ini.
"Perkembangan di Maluku, sampai dengan data tadi malam, korban jiwa meninggal 39 jiwa. Korban luka-luka berat dan sedang ringan, 1578. Pengungsi 170.900 jiwa," kata Doni di Kantor Presiden, Jakarta.
Sementara itu, dari laporan terkini yang diterima, permukiman warga yang terdampak gempa yakni sebanyak 6.354 unit, terdiri dari 1.273 rumah mengalami kerusakan berat, 1.873 rumah rusak sedang, dan 3.245 rumah rusak ringan.
"Fasum dan fasos 512 unit. Malam ini saya diperintahkan Presiden untuk kembali ke Ambon. Sejak 26 September lalu belum 24 jam saya sudah ke Ambon untuk pastikan penanganan berjalan maksimal," ujar dia.
Doni pun memastikan proses penanganan bencana akan terus dilakukan. Ia juga mengimbau masyarakat agar tak menyebarkan kabar hoaks atau isu bencana yang belum diketahui kebenarannya.
"Karena sampai hari ini belum ada satu teknologi atau lembaga, yang bisa prediksi kapan terjadi gempa dan tsunami," kata dia.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 37 jiwa meninggal dunia dan 36 orang luka berat akibat bencana gempa bumi di Maluku, 25 September 2019 lalu. BNPB juga mencatat gempa 6,5 M itu menyebabkan 1.231 orang mengalami luka ringan dan 111.490 orang mengungsi.