Rabu 09 Oct 2019 05:30 WIB

Said Aqil: Jokowi-Ma'ruf Kemenangan Nasionalis-Santri

Kiai Said menilai dengan bersatunya nasionalis-santri, persoalan bangsa selesai.

Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof Dr KH Said Aqil Siroj MA saat memberikan tausiah pada peresmian masjid dan penyerahan santunan bagi 1.200 dhuafa serta anak yatim, di pabrik PT industri Jamu dan Farmasi PT Sido Muncul, Jumat (24/5). 
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof Dr KH Said Aqil Siroj MA saat memberikan tausiah pada peresmian masjid dan penyerahan santunan bagi 1.200 dhuafa serta anak yatim, di pabrik PT industri Jamu dan Farmasi PT Sido Muncul, Jumat (24/5). 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj menilai kemenangan pasangan Jokowi-Ma'ruf  sebagai simbol kemenangan nasionalis-santri.

Hal itu disampaikannya disela-sela acara silaturahmi PDI Perjuangan dengan santri yayasan binaannya di Ponpes Luhur Al Tsaqafah, Jakarta, Selasa malam.

Baca Juga

"Kemenangan pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf itu simbol kemenangan nasionalis-santri," kata Said. 

Menurut Said, Presiden Jokowi merupakan sosok tokoh nasionalis dan juga sekaligus santri. Presiden Jokowi menjalankan rukun Islam dengan baik seperti shalat lima waktu, puasa Senin-Kamis, umrah dan menunaikan haji. Sementara Kiai Ma'ruf menurutnya tokoh berlatar belakang santri yang juga nasionalis.

Dia menekankan dengan bersatunya nasionalis dan santri, maka segala persoalan bangsa akan selesai.  Dia mengingatkan bahwa persatuan nasionalis dan santri pada era penjajahan terbukti dapat membawa bangsa ke dalam kemerdekaan.

Lebih jauh Said Aqil menekankan PBNU bersyukur bahwa di bawah pemerintahan Jokowi, Undang-Undang Pesantren sudah disahkan.

Dia juga mengaku tahu betul bahwa PDI Perjuangan termasuk partai yang turut bekerja keras hingga undang-undang itu disahkan. Dengan UU Pesantren itu, kata Said Aqil, kini santri pun naik kelas dan setara dengan mahasiswa dan pelajar.

Selain itu, dia menekankan dengan UU Pesantren maka peningkatan kualitas pesantren akan lebih terjamin. Dia pun berharap akan ada menteri yang nantinya khusus mengurusi pesantren, serta ada alokasi anggaran di APBN untuk pesantren.

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang hadir mewakili partainya dalam kegiatan silaturahmi tersebut mengatakan, pada dasarnya nasionalis dan santri seluruh kalangan di tanah air merupakan saudara sebangsa yang tidak bisa dibeda-bedakan.

Hasto mengatakan kekuatan nasionalis dan Nahdilyin merupakan akar kekuatan bangsa. "Kekuatan Indonedia berakar dari kekuatan nasionalis dan Nahdilyin," terang Hasto.

Pada kesempatan tersebut Hasto pun turut membagikan buku tentang Bung Karno dan Islam kepada ribuan santri Ponpes Al Tsaqafah, agar memperkuat pemahaman santri atas kontribusi santri dan nasionalis dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement