Rabu 09 Oct 2019 05:55 WIB

Akhirnya, Boeing Terima Pesanan Pesawat 737 MAX

Boeing 737 MAX diboyong oleh pengusaha yang tidak diketahui identitasnya.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Friska Yolanda
Pekerja merakit Boeing 737 MAX 8 di fasilitas perakitan pesawat di Washington, Amerika Serikat.
Foto: AP Photo/Ted S. Warren
Pekerja merakit Boeing 737 MAX 8 di fasilitas perakitan pesawat di Washington, Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Produsen pesawat Boeing akhirnya dapat menjaga pesanan pesawat pertamanya setelah beberapa bulan di tahun ini tidak mendapat orderan. Selama sembilan bulan terakhir tahun ini, perusahaan tersebut mengalami kesulitan penjualan yang signifikan.

Boeing 737 MAX di seluruh negara ditarik setelah terjadi dua kecelakaan fatal dalam lima bulan yang menewaskan total 346 orang. Boeing pun berjuang agar produk pesawat bikinannya bisa kembali beroperasi akhir tahun ini.

Baca Juga

Untuk pertama kalinya dalam sembilan bulan terakhir tahun ini, Boeing 737 MAX akhirnya diboyong oleh seorang pelanggan jet bisnis yang tidak diketahui identitasnya. Namun, pesawat pesanannya telah diterbangkan pada September lalu.

Penghitungan pesanan bersih yang masuk ke Boeing, termasuk pembatalan, adalah 84 pesanan selama sembilan bulan pertama pada 2019. Hal ini juga karena terpukul oleh kebangkrutan Jet Airways India, yang mengakibatkan Boeing mengeluarkan 210 pesawat dari backlog pesanannya.

Sementara, saingannya dari Eropa, Airbus, tengah mujur. Airbus memiliki 127 pesanan bersih tahun ini. Perusahaan menagetkan pada tahun ini bisa melakukan pengiriman sebanyak 880 hingga 890 unit pesawat meski ada hambatan pabrik.

Pengiriman Boeing turun 47 persen menjadi 302 pesawat dalam sembilan bulan pertama 2019. Pengiriman mencapai 26 pesawat pada September, turun dari 87 setahun sebelumnya. Sebelum menarik pesawat tipe MAX, Boeing, yang mengirim 806 pesawat pada 2018, menargetkan 900 pengiriman pesawat pada tahun ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement