Rabu 09 Oct 2019 08:13 WIB

Indonesia Kalah, Afrika Saja Siap Rilis Ponsel Lokal

Afrika kedatangan ponsel pintar lokal terbaru dengan sistem operasi Android.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Indonesia Kalah! Afrika Saja Siap Rilis Ponsel Lokal, Segini Harganya!. (FOTO: Unsplash/Rawpixel)
Indonesia Kalah! Afrika Saja Siap Rilis Ponsel Lokal, Segini Harganya!. (FOTO: Unsplash/Rawpixel)

Warta Ekonomi.co.id -- Afrika kedatangan ponsel pintar lokal terbaru, Mara X dan Mara Z, yang didukung sistem operasi Android. Keduannya dijual dengan harga US$190 (sekitar Rp2,9 juta) dan US$130 (sekitar Rp1,8 juta).

Perangkat itu akan bersaing dengan Samsung yang memiliki ponsel termurah seharga US$54 (sekitar Rp736,7 ribu) dan ponsel dari merek kecil seharga US$37 (sekitar Rp523 ribu). CEO Mara Group, Ashish Thakkar, mengatakan, pihaknya menargetkan pelanggan yang bersedia membayar lebih untuk kualitas.

“Perangkat ini merupakan ponsel pintar lokal pertama di Afrika,” kata Thakkar kepada Reuters, dikutip Selasa (8/10/2019).

Baca Juga: 106 Ribu Wanita Bakal Terima Hibah dari Orang Terkaya Afrika

Perusahaan merakit ponsel pintar di Mesir, Ethiopia, Aljazair, dan Afrika Selatan, tetapi masih mengimpor komponen, kata Thakkar.

Ia menambahkan, “sebenarnya, kami yang pertama melakukan manufaktur dengan membuat motherboard. Ada lebih dari seribu buah sub papan per perangkat.”

Pabrik itu menelan biaya US$24 juta dan dapat menghasilkan sekitar 1.200 telepon per hari. Grup Mara menargetkan memperoleh keuntungan dari Perjanjian Perdagangan Bebas Benua Afrika, pakta itu bertujuan membentuk blok perdagangan 55 negara guna meningkatkan penjualan di wilayah Afrika.

Perjanjian tersebut akan diterapkan pada Juli tahun depan untuk menyatukan 1,3 miliar orang dan menciptakan blok ekonomi US$3,4 triliun. Namun, perjanjian masih dalam tahap paling awal dan belum ada kesepakatan untuk menghapuskan tarif.

Presiden Rwanda, Raul Kagame berharap perangkat lokal itu dapat meningkatkan adopsi ponsel pintar di Rwanda yang saat ini masih berada di kisaran 15%.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement