Rabu 09 Oct 2019 09:14 WIB

Saudi Bolehkan Pria-Wanita Satu Kamar, MUI: Itu Sekularisme

MUI menyayangkan kebijakan Saudi yang mengarah ke sekuler.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia, Muhyiddin Junaidi
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia, Muhyiddin Junaidi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri, Muhyiddin Junaidi, menanggapi kebijakan Arab Saudi yang membolehkan pasangan asing yang belum menikah sekamar di hotel. 

Menurut dia, dalam konteks ini Saudi terlalu sekuler dalam menerapkan kebijakan. "Kita sangat menyayangkan Saudi saat ini terlalu sekuler dalam menerapkan kebijakan, karena itu, kita berharap jangan diberikan kebebasan kelonggaran yang tanpa batas, sehingga Indonesia, Mesir, Saudi, jadi sama saja, ya kan. Itu sekularisme, bukan kelonggaran," kata dia, Selasa (8/10). 

Baca Juga

Muhyiddin juga heran mengapa kultur seperti itu dibawa ke Saudi. Padahal di Saudi ada Makkah dan Madinah. "Permisif budaya Barat kok diterapkan di sana. Kalau Indonesia kan enggak ada Makkah dan Madinah, kalau di sana kan ada. Kok mengapa sampai dibolehkan," tuturnya.

Karena itu, kebijakan tersebut, di mata Muhyiddin, justru akan mengurangi kesakralan Saudi. "Masa nanti orang nyanyi-nyanyi internasional pada saat nanti sedang umrah. Prihatin," kata dia.  

Arab Saudi memperbolehkan perempuan dan pria asing yang tidak menunjukkan adanya ikatan untuk menyewa kamar hotel bersama, setelah kerajaan konservatif tersebut meluncurkan visa turis baru untuk menarik wisatawan. Perempuan, termasuk warga Saudi, juga diizinkan menyewa kamar sendiri, menorobos peraturan sebelumnya. 

Komisi Pariwisata dan Warisan Nasional Arab Saudi menyatakan pemberlakuan ini tak hanya berlaku bagi orang asing, tapi juga warga Saudi termasuk perempuan. "Ini tidak diperuntukkan bagi wisatawan asing. Semua perempuan, termasuk warga Saudi, dapat memesan dan tinggal di hotel sendirian, dengan menunjukkan kartu identitas pada saat check in."

Saudi melebarkan pintunya bagi wisatawan asing dari 49 negara dengan mengembangkan sektor pariwisata. Saudi juga meragamkan ekonominya agar tidak bergantung pada minyak. Wujud dari usaha ini, salah satunya aturan yang tidak mengharuskan memakai jubah panjang hitam tapi mesti berpakaian sopan. Sedangkan alkohol tetap dilarang.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement