REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Pabrik otomotif PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) di Desa Demangan, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, sejak diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga sekarang terus produksi untuk memenuhi pesanan.
Berdasarkan pantauan, dari pintu gerbang masuk PT Esemkan di Desa Demangan, Boyolali, Rabu (10/10) sejumlah karyawan terlihat beraktivitas keluar masuk bangunan gedung kantor, produksi, dan showroom di bagian depan pabrik. Bahkan, ratusan kendaraan sepeda motor dan mobil milik karyawan terlihat parkir di tempat parkir bagian barat gedung PT Esemka yang diluncurkan oleh Presiden Jokowi, pada tanggal 6 September 2019.
Sejumlah petugas satpam sementara melakukan penjagaan ketat baik berada di pos pintu gerbang masuk maupun di pos penjagaan kantor sekitar 50 meter dari pintu gerbang masuk pabrik Esemka. Namun, petugas satpam pabrik melarang setiap orang yang akan masuk gerbang, termasuk wartawan yang hendak minta konfirmasi soal perkembangan permintaan konsumen terhadap mobil buatan anak bangsa itu.
Salah satu petugas satpam PT Esemka Mujianto mengatakan pihaknya minta maaf setiap orang, termasuk wartawan, yang ingin masuk gerbang pintu pabrik harus ada izin pimpinan di Jakarta. "Maaf pak, saya karyawan baru mendapat perintah setiap orang, selain karyawan, yang hendak masuk harus ada izin dari pusat," katanya menolak dengan sopan.
Menurut dia, biasanya ada wartawan yang diizinkan masuk kawasan pabrik bersama tamu yang hendak melakukan kunjungan ke PT Esemka. Seperti beberapa waktu lalu dari jajaran Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU).
Martin salah satu warga Desa Demangan Boyolali mengatakan pabrik Esemka di Desa Demangan sejak diresmikan Presiden Jokowi hingga sekarang terus produksi. Hal ini, terlihat aktivitas ratusan karyawannya bekerja setiap hari di pabrik itu.
"Ada sekitar 200 lebih karyawan yang bekerja di pabrik Esemka, dan mereka juga banyak yang indekos di rumah warga dekat pabrik," katanya.
Sebelumnya, TNI AU telah memesan 35 mobil Esemka Bima jenis pick-up 1.300 cc untuk kebutuhan kendaraan dinas. Menurut Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna, TNI AU membutuhkan kendaraan bak terbuka untuk kebutuhan operasional di skadron di Indonesia.
Produk mobil Esemka tersebut dipilih berdasarkan hasil kajian, karena dinilai memenuhi spesifikasi teknis yang dibutuhkan untuk keperluan di landasan TNI AU. Mobil ini bisa untuk angkutan suku cadang atau pergerakan di landasan Satuan Skadron TNI AU.