REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), telah membentuk tim reaksi cepat (TRC) untuk mencegah masuknya virus demam babi Afrika ke wilayah itu. Virus African swine fever (ASF) dapat menyebar melalui pintu perbatasan Indonesia-Timor Leste.
"Kami telah membentuk tiga tim yang terdiri dari Dinas Peternakan, Balai Besar Veteriner Denpasar, dan Direktorat Kesehatan Hewan Kementerian RI untuk dapat terjun langsung ke wilayah perbatasan," kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT, Danny Suhadi di Kupang, Rabu.
Danny mengemukakan hal itu berkaitan dengan upaya Pemerintah Provinsi NTT untuk mencegah masuknya virus demam babi Afrika yang dilaporkan menyerang ternak babi di negara tetangga Timor Leste. Menurut dia, tim yang beranggotakan 18 orang ini, terbagi dalam tiga regu.
Setiap regu, menurut Danny, beranggotakan enam orang. Tim reaksi cepat bertugas melaksanakan upaya preventif, baik langsung ke masyarakat peternak maupun ke stakeholder di wilayah perbatasan.