Rabu 09 Oct 2019 15:05 WIB

Pusat Diminta Perhatikan Kebutuhan Transportasi Bandung

Bandung tidak sanggup mendanai transportasi massal untuk atasi kemacetan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Indira Rezkisari
Kemacetan arus balik arah Tol Pasteur, di Jalan Djunjunan, Kota Bandung, Selasa (19/6).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Kemacetan arus balik arah Tol Pasteur, di Jalan Djunjunan, Kota Bandung, Selasa (19/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk mengatasi persoalan kemacetan sulit dilakukan. Salah satu penyebabnya adalah keterbatasan dana sehingga pembangunan moda transportasi massal seperti kereta api, masih belum optimal.

Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dengan adanya survei yang menyebut Bandung menjadi kota termacet di Indonesia memperlihatkan transportasi publik memang harus disegerakan.

Baca Juga

Menurut Ridwan Kamil, sebagai salah satu kota metropolitan, Bandung sudah semestinya memiliki moda transportasi massal. Dengan adanya penambahan penduduk yang tinggal dan bekerja di kota ini, jangan sampai penggunaan kendaraan terus meningkat sehingga berdampak pada kemacetan.

"Transportasi publik itu tidak bisa menggunakan APBD (anggaran penerimaan dan belanja daerah), itu problemnya," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di Gedung Sate, Rabu (9/10).