REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Septic tank komunal yang semula akan dipasang di Gang Sekretaris I Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan, Jakarta Barat batal dipasang. Pembangunan septic tank tersebut sedianya untuk mengatasi pembuangan limbah tinja langsung ke Kali Gendong
Lurah Tanjung Duren Utara Iskandar menyebutkan lokasi Gang Sekretaris I yang memiliki lebar satu meter, tidak memadai untuk dipasang tangki septik komunal. Padahal tangki tersebut sudah tiba dari pengelola air limbah Perusahaan Daerah (PD) PAL Jaya.
"Ada 21 titik jamban warga yang langsung membuang ke saluran Kali Gendong. Kemarin kita sudah ada barang untuk septic tank, ukurannya 2,5x1,20 meter, tapi melihat medannya seperti ini agak sulit," ujar Iskandar, Rabu (9/10).
Untuk kawasan rumah penduduk di Gang Sekretaris I sepanjang 100 meter, pembuatan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) komunal direncanakan dibangun untuk tiga titik. Bahkan, bantuan IPAL komunal dari PD PAL Jaya sudah dikirimkan untuk wilayah tersebut. Namun, karena dimensinya lebih besar dari jalan rumah warga, IPAL komunal tidak jadi dimanfaatkan.
Iskandar mengatakan akan mengubah rencana untuk membuat tangki septik yang lebih kecil, masing-masing satu untuk satu jamban. "Tadi malam saya dapet info ada septic tank ukuran 0,8x1 meter yang lebih ringkas untuk kita membuatnya. Yang tadinya diperkirakan lima jamban yang membuang ke satu septic tank, nanti kita buat satu jamban satu septic tank," ujar dia.
Iskandar mengatakan, pemasangan tangki septik untuk 21 titik jamban diperkirakan selesai dalam waktu dua pekan. Sebelumnya, warga Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan, Jakarta Barat diketahui masih buang air besar (BAB) sembarangan, menurut data yang dikemukakan Suku Dinas (Sudis) Kesehatan Jakarta Barat.
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat Kristi Watini dalam giat verifikasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Jakarta, Selasa, mengungkapkan 214 Kepala Keluarga (KK) di 4 RW wilayah Tanjung Duren Utara belum memiliki jamban sehat dan memilih BAB di saluran air. Kondisi terburuk paling banyak dialami oleh warga di RT 15 RW 07 yakni 124 KK, menurut data tersebut.