Rabu 09 Oct 2019 16:42 WIB

Minat Warga Indonesia Terhadap Properti Australia Tinggi

Indonesia menjadi negara kedua tertinggi yang tertarik dengan properti di Australia

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Properti di Australia.
Foto: ABC News/Elise Pianegonda
Properti di Australia.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Perusahaan properti asal Australia, Crown Grup mengklaim, minat masyarakat Indonesia untuk membeli properti di Australia terbilang tinggi. Bahkan, minat masyarakat Indonesia menjadi negara kedua tertinggi setelah Cina, untuk membeli properti di Negeri Kangguru tersebut.

"Yang pertama tentu orang lokal sendiri. Kemudian untuk orang luar negerinya itu yang pertama adalah Tiongkok, kedua baru dari Indonesia. Berapa persen totalnya saya tidak bisa bicara. Tetapi dari seluruh luar negeri itu maksimum 40 persen (dari properti di Australia)" kata Deputy Project Sales Director Crown Group, Jefry Irawan di Surabaya, Rabu (9/10).

Jefry mengungkapkan beberapa alasan tingginya masyarakat Indonesia yang membeli properti di Australia. Alasan pertama, kata Jefry, karena banyaknya pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di Negeri Kangguru tersebut. Artinya, kata dia, properti yang dibeli masyarakat Indonesia di Australia kebanyakan untuk kepentingan belajar.

"Paling banyak pemicunya adalah untuk kepentingan sekolah. Indonesia ini nyumbang banyak sekalinke pelajar ke Australia," ujar Jefry.

Pemicu kedua, lanjut Jefry tingginya minat masyarakat Indonesia untuk membeli properti di Australia adalah untuk kepentingan bisnis. Dimana, banyak masyarakat Indonesia yang mempunyai usaha di Australia. Ini didukung hubungan dagang yang baik antar kedua negara.

"Dalam segi perdagangan, antara dua negara juga cukup kuat. Jadi banyak orang Indonesia punya usaha di Australia. Usaha di Australia dianggap jauh lebih gampang daripada di Indonesia sendiri," kata Jefry.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَقْتُلُوا الصَّيْدَ وَاَنْتُمْ حُرُمٌ ۗوَمَنْ قَتَلَهٗ مِنْكُمْ مُّتَعَمِّدًا فَجَزَۤاءٌ مِّثْلُ مَا قَتَلَ مِنَ النَّعَمِ يَحْكُمُ بِهٖ ذَوَا عَدْلٍ مِّنْكُمْ هَدْيًاۢ بٰلِغَ الْكَعْبَةِ اَوْ كَفَّارَةٌ طَعَامُ مَسٰكِيْنَ اَوْ عَدْلُ ذٰلِكَ صِيَامًا لِّيَذُوْقَ وَبَالَ اَمْرِهٖ ۗعَفَا اللّٰهُ عَمَّا سَلَفَ ۗوَمَنْ عَادَ فَيَنْتَقِمُ اللّٰهُ مِنْهُ ۗوَاللّٰهُ عَزِيْزٌ ذُو انْتِقَامٍ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu membunuh hewan buruan, ketika kamu sedang ihram (haji atau umrah). Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan hewan ternak yang sepadan dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu sebagai hadyu yang dibawa ke Ka‘bah, atau kafarat (membayar tebusan dengan) memberi makan kepada orang-orang miskin, atau berpuasa, seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu, agar dia merasakan akibat buruk dari perbuatannya. Allah telah memaafkan apa yang telah lalu. Dan barangsiapa kembali mengerjakannya, niscaya Allah akan menyiksanya. Dan Allah Mahaperkasa, memiliki (kekuasaan untuk) menyiksa.

(QS. Al-Ma'idah ayat 95)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement