Rabu 09 Oct 2019 17:05 WIB

Erick Thohir: KOI Butuh Regenerasi

Figur seperti Okto diharapkan di KOI agar olahraga aktif tanpa kepentingan politik.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Endro Yuwanto
Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir memberikan sambutan pada pembukaan Kongres KOI di Jakarta, Rabu (9/10).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir memberikan sambutan pada pembukaan Kongres KOI di Jakarta, Rabu (9/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Erick Thohir menyatakan, KOI butuh regenerasi untuk memajukan olahraga Indonesia. Dalam Kongres KOI di Jakarta, Rabu (8/10), Erick berpesan agar bidang selain olahraga juga melakukan pembaharuan secara berkala.

Di kepengurusan KOI yang baru, Erick berharap visi Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 dapat menjadi prioritas. Berbekal tanggapan positif dari Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC), Thomas Bach, Erick percaya diri cita-cita menjadi tuan rumah dapat terwujud.

Erick berpesan pada calon Ketua Umum KOI, Raja Sapta Oktohari, untuk bergerak taktis dalam merealisasikan visi dan misi sebagai satu-satunya calon pemimpin KOI periode selanjutnya.

"Beliau punya dukungan agar pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah olimpiade dapat terwujud. Figur seperti Okto diharapkan di KOI agar olahraga terus aktif tanpa kepentingan politik," ujar Erick.

Menurut Erick, kepemimpinan Okto bukan tanpa halangan. Jika terpilih menjadi ketua, Erick menekankan agar Okto juga memiliki fokus terhadap revisi undang-undang (RUU) Keolahragaan.

Erick menilai, masih banyak UU yang menyebabkan beberapa instansi saling bergesekan karena memiliki tugas yang beririsan. Hal itu, lanjutnya, dapat menghambat investasi di bidang olahraga. "Okto memiliki tantangan memperbaiki UU Olahraga. Alternatifnya banyak, di negara lain KOI berdiri sendiri tapi Kemenpora berbentuk badan. Ada juga KONI-KOI (negara lain) yang digabung," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement