Kamis 10 Oct 2019 03:04 WIB

Putus Kontrak dengan McLaren, Renault Pastikan Tetap Maju

Kerja sama McLaren dengan Renault akan selesai pada akhir musim 2020.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Endro Yuwanto
Renault.
Foto: EPA
Renault.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Bos tim Renault, Cyril Abiteboul mengatakan, berakhirnya kontrak dengan McLaren tak akan membahayakan bagi pabrikan mesin asal Prancis itu. Usai GP Rusia akhir pekan lalu, McLaren mengumumkan akan bereuni dengan Mercedes pada ajang F1 musim 2021 dengan kembali menggunakan mesin jet darat produk perusahaan Jerman itu.

McLaren masih akan menghabiskan kontrak kerja sama dengan Renault yang baru akan berakhir pada 2020 itu, sebelum kembali ke Mercedes melalui perjanjian jangka panjang hingga 2024. Hal itu akan membuat Renault tanpa pelanggan pada musim 2021 mendatang. Meskipun mengalami kemunduran, Abiteboul menegaskan Renault tetap dalam posisi kuat untuk maju.

"Saya pikir kami akan lebih kuat bersama berdasarkan pendekatan kami terhadap kemitraan. Memang tanpa itu kami lebih lemah dari yang seharusnya dan ini adalah kesempatan yang hilang, tapi tidak sepenuhnya menjadi sesuatu yang menempatkan kami di posisi yang berbeda dengan posisi saat ini," ujar Abiteboul seperti dikutip dari Crash.net, Rabu (9/10).

Abiteboul mengungkapkan, saat ini tidak ada masalah yang terjadi antara pihaknya dengan McLaren. Sehingga, kata dia, tidak ada perubahan, tidak ada peningkatan, maupun degradasi.

Menurut Abiteboul, tim hanya perlu mengambil tindakan bersama dan tetap bekerja dengan cara-cara yang biasa dilakukan. “Kecuali jika apa yang kami tawarkan kepada McLaren agak tidak biasa, sedikit lebih berpikiran terbuka tentang cara tim dapat bekerja sama," kata dia.

Mengenai tujuan kolaborasi, Abiteboul mengatakan pihaknya ingin membawa hubungan yang memiliki nilai ekonomi. Ia tidak tertarik pada hubungan yang tidak membawa sesuatu. "Dari perspektif ekonomi, itu tidak membawa apa-apa. Dari perspektif pemasaran dan komunikasi, jujur ​​saja itu lebih negatif daripada positif. Jika Anda dikalahkan, Anda adalah seorang banci dan jika Anda mengalahkan mereka maka teknologi Anda dianggap tidak pada tingkat paritas," tegasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement