REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alamsyah Akbar (19 tahun) masih terbaring dan koma di rumah sakit. Ia sempat dilarang ibunya, Rosminah untuk pergi menonton demo di kawasan DPR RI, Senayan, Jakarta, pada 25 September 2019.
"Saya sudah bilang ke dia (Alam) jangan kemana-mana, apalagi ke daerah Slipi dan Palmerah bahaya nak," kata Rosminah saat ditemui di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Rabu.
Meski sudah diperingatkan oleh Rosminah, Alam yang penasaran terhadap situasi demo ricuh saat itu tetap berangkat bersama dua temannya.
Rosminah mengatakan, anaknya pergi ke kawasan Slipi pada pukul 23.00 WIB menggunakan sepeda motor.
Ia mengatakan, berdasarkan cerita teman anaknya, Alam dan rekan-rekannya dihampiri aparat keamanan dari arah belakang.
Mereka bertiga akhirnya berpencar. Salah satu temannya yang berhasil meloloskan diri ke masjid terdekat mengaku sempat ditendang oleh oknum aparat. "Nah ada temennya yang sempet kena injek lalu kabur dan anak saya itu tiba-tiba hilang," kata Rosminah.
Rosminah tidak menyangka anaknya akan korban dengan kondisi koma dan dirawat secara intensif di ruang CICU RSPAD Gatot Subroto.
Saat ini, i hanya berfokus pada kesembuhan Alam yang mengalami tempurung kepala yang hancur. "Dia masih koma sampai sekarang, kemarin abis cuci darah," kata Rosminah.
Sebelumnya, demo pelajar di DPR RI yang berakhir ricuh menyebabkan banyak korban berjatuhan baik dari sisi pedemo maupun petugas keamanan.
Salah satu yang menjadi korban dalam demo pelajar tersebut adalah Alamsyah Akbar yang saat ini terbaring lemah di CICU RSPAD Gatot Subrot.