Kamis 10 Oct 2019 06:40 WIB

94 Ibu Hamil di Tulungagung Teridentifikasi Hepatitis B

Hepatitis B keganasan virusnya 100 kali lebih berbahaya dibandingkan HIV.

Ilustrasi ibu hamil.
Foto: Photo by freestocks from Pexels
Ilustrasi ibu hamil.

REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Sebanyak 94 orang ibu hamil di Tulungagung, Jawa Timur teridentifikasi hepatitis B selama kurun 2018 hingga 2019. Menurut penjelasan pihak Dinkes Tulungagung melalui Kasi Penyakit Menular, Didik Eka, sebagian ibu hamil penderita hepatitis B itu telah melahirkan.

"Bayi yang dilahirkan dari ibu yang menderita hepatitis B ini rentan tertular dan membutuhkan penanganan khusus selambatnya 24 jam pasca dilahirkan," jelas Didik di Tulungagung, Rabu.

Baca Juga

Untuk mencegah serta meminimalkan risiko penularan, Dinkes menyiapkan vaksinasi Hb 0, imunoglobulin hepatitis B (HBIG), dan vitamin K yang diberikan cuma-cuma. Vaksin dan vitamin ini sesuai prosedur harus diinjeksikan 12 jam setelah kelahiran atau paling lambat 24 jam.

"Dua belas jam pertama merupakan merupakan masa paling efektif untuk memberikan vaksin hepatitis B, meskipun bisa diberikan selambatnya 24 jam pasca dilahirkan," jelas Didik.

Hepatitis B kegananasan virusnya 100 kali lebih berbahaya dibandingkan HIV. Sering kali penderita penyakit ini tidak mengetahui jika telah tertular penyakit yang menggerogoti hati ini. Sebanyak 70 persen orang baru mengetahui setelah menjadi kronis.

Setelah kronis, gejala umum yang terjadi kulit menjadi kuning, mual, mudah lelah dan terakhir organ hatinya terkena sirosis yang membuat fungsi hati berkurang. Jika HIV bisa mematikan penderitanya dalam kurun waktu sekitar 10 tahun sejak terinfeksi, hepatitis B hanya dua hingga tiga tahun bisa menyebabkan penderitanya meninggal.

"Penularanya juga hampir sama dengan HIV,melalui hubungan seksual, transfusi darah, jarum suntik, samalah dengan penularan HIV/AIDS," katanya.

Pemerintah Indonesia saat ini mencanangkan program bayi bebas tiga jenis penyakit menular mematikan hingga 2030. Hingga batas waktu yang telah ditentukan itu, pemerintah berharap tidak ada lagi bayi yang lahir dengan status tertular tiga jenis penyakit berbahaya, yakni HIV, sifilis, dan hepatitis B.

Upaya ini dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan pemeriksaan ibu hamil secara intensif di puskesmas dan rumah sakit. Gerakan skrining aktif inilah yang kini gencar dilakukan jajaran Dinkes Tulungagung sejak 2018 hingga sekarang.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement