Kamis 10 Oct 2019 10:37 WIB

Kemenkop Dorong Kopwan Eksis di Era Ekonomi Digital

Teknologi informasi dapat dimanfaatkan untuk mencari ide-ide bisnis, memulai usaha.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolanda
Ilustrasi Koperasi Warga
Foto: Foto : MgRol_93
Ilustrasi Koperasi Warga

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Rully Indrawan mengatakan pelaku koperasi dan UKM harus mengikuti arus perubahan agar tetap eksis. Dalam era Revolusi Industri 4.0 semua dituntut untuk melek dan mengerti teknologi informasi dan teknologi digital

"Kalau tidak, maka akan tertinggal dan tergerus perubahan zaman dan mati," ujar Rully saat acara Pelatihan Digital Entrepreneur bidang Pengembangan Jaringan Usaha 2019 di Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu (9/10).

Baca Juga

Rully menilai, digitalisasi segala sektor memberikan manfaat besar kepada seluruh pelaku usaha. Teknologi informasi dapat dimanfaatkan untuk mencari ide-ide bisnis, memulai usaha dan mengembangkan usaha dan memperluas jangkauan dan jaringan pemasaran.

Di hadapan ratusan anggota Koperasi Wanita Sejahtera (Kopwantera) asal Bekasi, Rully menjelaskan digitalisasi koperasi akan mendapatkan manfaat seperti efisiensi, kemudahan akses dan layanan, hingga kemudahan pengawasan.

"Diperlukan inovasi yang terus menerus dan cara berpikir yang kreatif untuk dapat memenangkan persaingan usaha dalam era digital sekarang ini," ucap Rully.

Rully berharap perkembangan era ekonomi digital dapat dimanfaatkan untuk memperkuat akses pemasaran. Ini termasuk untuk membangun jaringan kolaborasi dan kerja sama dengan pelaku usaha lain dalam menjual produk-produk agar semakin berkembang dan luas jangkauan pasarnya.

"Selanjutnya, mengenai desain produk, ini tidak kalah penting dalam strategi pemasaran yang kita pahami yakni 4P, yaitu product, price, place, dan promotion," lanjutnya.

Apalagi, menurut survei APJI pada 2018, pengguna internet di Indonesia mencapai 171,17 juta jiwa atau 64,8 persen dari seluruh jumlah penduduk. Dan menurut McKinsey pasar e-commerce pada 2022 nanti akan mencapai Rp 800 sampai Rp 950 triliun di Indonesia. Sehingga, akan menjadi pasar yang sangat potensial ke depannya.

Asisten Deputi Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM Nasrun menyebutkan, pelatihan itu bekerja sama dengan PIBI Ikopin. "PIBI Ikopin yang menyiapkan fasilitator dan pembicara yang kompetensinya tidak diragukan dan menyesuaikan dengan kebutuhan Kopwan," ujar Nasrun.

Nasrun menambahkan, selama empat hari ibu-ibu anggota Kopwantera akan mendapat beberapa materi pelatihan. Di antaranya, penumbuhan minat wirausaha, jaringan usaha terkait peningkatan nilai produk, teknis mendesain kemasan, membangun jaringan marketing berbasis digital, branding dan media untuk usaha kecil.

"Materi lainnya adalah pentingnya networking dalam pengembangan bisnis, website publishing & search engine marketing, jaringan usaha terkait produk, hingga social media marketing," lanjut Nasrun.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement