Kamis 10 Oct 2019 14:57 WIB

Ditemukan Dugaan Pencabulan dalam Penculikan Anak di Tasik

Tersangka belum mau mengakui perbuatannya melecehkan korban.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi penculikan
Foto: IST
Ilustrasi penculikan

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Polisi menemukan bukti baru dalam penyidikan kasus penculikan anak yang terjadi di Kota Tasikmalaya. Diduga, ketika dibawa oleh tersangka berinisial AI (28 tahun),  korban berusia lima tahun itu sempat mengalami tindakan pelecehan.

Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Tasikmalaya Kota, AKP Dadang Sudiantoro mengatakan, korban mengaku mengalami pelecehan seksual oleh tersangka. "Tapi tersangka masih belum mau mengakui perbuatan itu," kata dia, Kamis (10/10).

Baca Juga

Polisi masih terus mendalami keterangan korban. Pihaknya berencana melakukan visum kepada korban untuk meastikan hal itu.

Dadang menjelaskan, pihaknya juga telah melakukan pemeriksaan saksi. Sementara, berdasarkan pengakuan tersangka, aksinya itu dilakukan dilandasi rasa sayang kepada anak. Tersangka terus berkilah ingin merawat korban karena sayang dengan anak kecil.

Namun, pihaknya akan terus memeriksa keterangan tersangka untuk memastikan motif kasus tersebut. "Kita masih terus melakukan pemeriksaan," kata dia.

Sementara itu, kondisi korban saat ini dalam keadaan baik dan sudah kembali ceria. Polisi juga telah berkoordinasi dengan Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) untuk melakukan pendampingan.

Dadang menambahkan, tersangka tetap akan dikenakan Pasal 83 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak dan/atau Pasal 332 KUHP. Tersangka diancam dengan hukuman penjara antara 7-15 tahun.

Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman mengaku prihatin dengan kejadian penculikan di wilayahnya. Ia menegaskan, orang tua harus lebih hati-hati dalam menjaga anaknya.

"Anak-anak dalam usia segitu kadang mereka keluar tanpa kita tahu. Karena itu, harus diawasi terus, termasuk juga guru dan petugas di sekolah. Karena ada saja orang yang berniat jahat, bisa berujung kriminal," kata dia.

Ia mengatakan, anak dalam usia sekolah dasar cenderung bersifat polos. Ketika ada orang tak dikenal mengajak pergi, anak dengan mudah akan mengikuti. Pasalnya, dalam usia yang masih belia, anak-anak belum paham tindakan yang dilakukannya.

Namun, Budi bersyukur anak tersebut bisa ditemukan dalam kondisi selamat. "Alhamdulillah anaknya selamat. Tapi ini harus jadi pelajaran," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement