Kamis 10 Oct 2019 18:11 WIB

Jadi Kawasan Stasiun Sentral, Manggarai Harus Ditata

Akses masuk dan keluar di sekitar Stasiun Manggarai masih sangat semrawut.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Indira Rezkisari
Calon penumpang menunggu KRL Jabodetabek di Stasiun Manggarai, Jakarta, Rabu (9/10/2019).
Foto: Antara/Muhammad Adimadja
Calon penumpang menunggu KRL Jabodetabek di Stasiun Manggarai, Jakarta, Rabu (9/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana pemerintah pusat memindahkan kawasan sentral stasiun dari Gambir ke Manggarai mendapatkan beberapa catatan danri pengamat transportasi publik. Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menilai secara umum rencana menjadikan Manggarai sebagai stasiun sentral itu cukup baik.

Djoko namun melihat ada penataan yang harus dilakukan khususnya hunian masyarakat yang masih semrawut di sekitar Stasiun Manggarai saat ini. "Jadi kawasan pendukung di sekitar stasiun manggarai ini yang belum ditata, dan pemukiman sekitar perlu ditata lebih baik, terutama oleh Pemprov DKI Jakarta," kata Djoko kepada wartawan, Kamis (10/10).

Baca Juga

Menurutnya, walaupun area pembangunan Stasiun Manggarai cukup lias, namun akses masuk dan keluar di sekitar Stasiun Manggarai masih sangat semrawut. Dipenuhi pemukiman warga yang cukup padat dan akses jalur jalan yang sempit. Karena itu, menurut dia, seharusnya akses masuk dan keluar stasiun Manggarai dibuat dua jalur hingga enam lajur.

"Nah persoalannya Pemprov DKI bisa tidak menyediakan akses seperti itu. Dan belum lagi mereka yang membawa kendaraan pribadi harus memarkirkan kendaraannya di stasiun manggarai. Kemudian juga perlu dipikirkan lahan parkir yang luas, seperti di Gambir," terangnya.

Belum lagi, lanjut dia, nanti akan ada layanan bus Transjakarta dan bus bandara, untuk melengkapi integrasi antarmoda. Walaupun ada kereta bandara, ia melihat bus bandara tetap perlu ada perlu sebagai alternatif. Dan ditambah dengan sarana penunggu taksi yang juga butuh lahan parkir yang luas dan rapi.

Sebenarnya ia melihat ada beberapa lahan milik KAI yang cukup di sekitar Stasiun Manggarai. Lahan ini, usulnya, bisa ikut membantu menata pemukiman penduduk sekitar kawasan Manggarai.

Djoko mengingatkan Pemprov DKI harus bisa menertibkan pemukiman warga di sekitar stasiun Manggarai. "Itu peran Pemerintah Provinsi DKI, apakah perlu dibuat rumah susun atau seperti apa," katanya.

Jadi ia berharap Pemda DKI Jakarta juga perlu mendukung mewujudkan rencana pemerintah pusat menjadikan Stasiun Manggarai menjadi sentral stasiun yang bagus dan tertata rapi. Dan lahan yang sebelumnya di huni masyarakat, bisa diubah menjadi fasilitas lain baik akses jalan atau parkir yang mendukung penataan kawasan stasiun sentral manggarai.

Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan menilai, Stasiun KA Manggarai, Jakarta, ideal sebagai stasiun sentral. Terlebih, Gambir sudah tidak bisa dikembangkan lagi.

"Kami tetap sesuai dengan perencanaan karena memang sudah lama, sudah sangat ideal di situ (Manggarai), karena kalau Stasiun Gambir tidak bisa dikembangkan lagi, apalagi stasiun lain,” kata Kasubag Humas Ditjen Perkeretaapian Supandi.

Supandi menjelaskan, Stasiun Manggarai memang dirancang untuk stasiun ultimate yang perencanaannya sudah dilakukan sejak lama. "Kami tidak tiba-tiba mengubah rencana tersebut, kami juga sudah studi. Manggarai jadi stasiun sentral dan Gambir akan kembali seperti semula untuk commuter line," katanya.

Dengan pemindahan KA jarak jauh dari Gambir ke Manggarai, maka diharapkan pengoperasian akan terpusat ditambah saat ini sudah bisa mengakses KA Bandara dari stasiun tersebut. Supandi mengatakan dengan pemindahan tersebut, wilayah sekitar juga tentunya akan ditata sedemikian rupa dalam kurun waktu hingga dua tahun mendatang sekaligus menunggu kesiapan jalur dwiganda.

"Kami kan masih ada waktu dua tahun. Kalau rencananya akhir 2021 itu hanya pembangunan stasiun selesai. Tapi sepanjang itu kita kan akan melakukan penataan, khususnya menunggu kesiapan jalur dwiganda. Kalau ini tidak selesai juga kan tidak bisa dipindah dulu," katanya.

Terkait lahan, pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan PT Kereta Api Indonesia agar bisa diselesaikan untuk kemudahan akses penumpang.

"Koordinasi kita lakukan terus, terkait penertiban, dengan RT/RW kelurahan dan kecamatan terus dilakukan penertiban berbasis dialog dan musyawarah,” katanya.

Selain itu, kelak juga akan dibangun Halte Transjakarta yang terhubung dengan stasiun. Area komersial akan diisi oleh gerai-gerai layaknya di Stasiun Gambir.

"Jadi nanti akan bangun Halte Transjakarta yang terhubung dengan stasiun, di Pasar Raya juga akan dibangun untuk terbangun sampai stasiun," ujarnya.

Pemerintah akan memindahkan fungsi stasiun sentral dariGambir ke Manggarai pada 2021 dan Stasiun Gambir akan dikembalikan fungsinya sebagai naik turunnya penumpang kereta rel listrik (KRL).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement