REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Keluarga aktivis pro-demokrasi Mesir mengatakan anggota keluarga mereka dipukuli di dalam penjara. Keluarga aktivis Alaa Abdel Fattah yang ditangkap selama unjuk rasa anti-pemerintah mengatakan Abdel Fattah dipukuli, diancam, dan ditelanjangi selama berada ditahanan.
Pada Kamis (10/10), adik Abdel Fattah yang juga aktivis hak asasi manusia Mona Seif mengatakan di dalam penjara mata Abdel Fattah ditutup dan diancam. Hal ini Abdel Fattah katakan kepada pengacaranya.
Abdel Fattah adalah seorang aktivis terkenal selama gejolak politik di Timur Tengah dan Mesir yang menggulingkan Presiden Hosni Mubarak. Ia salah satu dari 2.900 orang aktivis yang ditangkap sejak September lalu.
Ia ditangkap karena ikut unjuk rasa yang menuntut Presiden Abdel-Fattah El-Sisi turun dari jabatannya. Abdel-Fattah baru saja dibebaskan pada Maret setelah mendekam di penjara selama lima tahun karena ikut demontrasi damai.
Abdel Fattah adalah seorang blogger, perancang perangkat lunak, dan aktivis politik. Ia lahir dari keluarga aktivis. Ayahnya Ahmed Seif El-Islam Hamad juga seorang aktivis hak asasi manusia.
Hamad seorang pengacara pembela hak asasi manusia dan pernah dipenjara pada tahun 1983 dan disiksa di dalam penjara selama lima tahun. Hamad meninggal dunia pada 2014 dan kedua anaknya Abdel Fattah dan Sanaa Fattah yang juga seorang aktivis kemanusiaan tidak bisa hadir karena dipenjara.
Ibu Abdel Fattah juga seorang aktivis terkenal. Laila Soueif yang mengajar matematika di Cairo University. Ia adalah pendiri Gerakan Profesor untuk Independensi Universitas.