Jumat 11 Oct 2019 02:00 WIB

Warga Sukamulya Tolak Relokasi Pasca Hujan Batu

Warga Sukamulya dikejutkan dengan hujan batu dari lokasi tambang.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Dwi Murdaningsih
Pemukiman warga di Desa Sukamulya, Kabupaten Purwakarta, dihujani batu yang berasal dari peledakan batu perusahaan tambang, Selasa (8/10).
Foto: Republika/Zuli Istiqomah
Pemukiman warga di Desa Sukamulya, Kabupaten Purwakarta, dihujani batu yang berasal dari peledakan batu perusahaan tambang, Selasa (8/10).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA — Warga Kampung Cihandeuleum RT 09 RW 05 Desa Sukamulya, Kabupaten Purwakarta menolak direlokasi pasca hujan batu yang menimpa beberapa rumah di pemukiman akibat aktivitas tambang. Sebagian warga tidak ingin dipindahkan dari rumah yang menjadi tempat tinggal mereka sudah lama ini.

“Kalau direlokasi kami nggak mau. Ini tempat tinggal kami sudah lama. Keluarga kami juga banyak yang disini,” kata salah seorang warga yang rumahnya rusak parah, Dodi (37).

Baca Juga

Dodi menuturkan jika warga merasa tidak aman sudah dari dulu mereka pindah dari kawasan di sekitaran tambang tersebut. Namun warga sudah tinggal jauh lebih dulu dari beroperasinya perusahaan tambang milik PT Mandiri Sejahtera Sentra (MSS) tersebut.

Ia menilai jika pemerintah menilai aktivitas PT MSS membahayakan warga alangkah baiknya perusahaan tersebut ditutup. Jika tidak maka harus dilakukan upaya agar lebih aman. “Kalau bisa ditutup mah ditutup. Tapi paling nggak harus bikin aman. Karena warga ini trauma. Selama ini nggak pernah begitu tapi ternyata ada kejadian kemarin semua trauma,” ujarnya.

Buruh harian lepas ini mengungkapkan hanya empat warga saja di RT 09 yang bekerja di proyek tambang PT MSS. Selain itu selama ini pihaknya juga tergolong susah berkomunikasi dengan pihak perusahaan.

Toha (40) menambahkan aktivitas tambang PT MSS memang kerap memberikan dampak buruk bagi masyarakat. Tak jarang rumah mereka retak-retak karena getaran dari proses ledakan batu yang hampir setiap hari dilakukan.

“Banyak retak-retak dari dulu mah. Retak dibetulin retak lagi,” kata Toha.

Ia mengaku selama ini perbaikan rumah dibantu melalui RT setempat. Warga hang membutuhkan material perbaikan bisa mengajukan pada RT. Namun mengenai kompensasi rutin yang diberikan pihak perusahaan, ia mengaku tidak tahu.

Ia juga mengatakan warga sudah menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah daerah untuk menutup beroperasinya PT MSS. Sehingga ke depannya masyarakat tidak perlu lagi ketakutan ada kejadian serupa.

Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Kepala Personalia PT MSS Thomas Arista mengaku pihaknya masih berembuk dengan warga berkaitan ganti rugi yang diberikan. Meski demikian ia menegaskan bahwa pihaknya akan bertanggungjawab atas kerusakan yang dialami warga akibat hujan batu tersebut

“Kita masih rapat dan rencananya akan ketemu warga untuk finalisasinya jadi masih berproses,” kata Thomas.

Sebelumnya warga Kampung Cihandeuleum Desa Sukamulya dikejutkan oleh bongkahan batu besar yang jatuh dari atas bukit yang menjaid lokasi tambang PT MSS. Batu-batu ini jatuh ke pemukiman bahkan membuat rusak tujuh bangunan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement