Jumat 11 Oct 2019 07:15 WIB

Ibu-ibu Demo Tuding Polisi Represif pada Mahasiswa

Aksi demo diinisiasi ibu-ibu yang resah melihat tindakan represif pada mahasiswa

Rep: ayobandung.com/ Red: ayobandung.com
 Puluhan ibu-ibu berunjuk rasa di Taman Vanda, Jalan Merdeka, Kota Bandung, Kamis (10/10).
Puluhan ibu-ibu berunjuk rasa di Taman Vanda, Jalan Merdeka, Kota Bandung, Kamis (10/10).

SUMUR BANDUNG, AYOBANDUNG.COM -- Puluhan ibu-ibu berunjuk rasa di Taman Vanda, Jalan Merdeka, Kota Bandung, Kamis (10/10). Dalam aksinya, mereka menuding ada oknum polisi melakukan tindakan represif terhadap massa aksi yang berunjuk rasa pada 23, 24, dan 30 September.

Seorang peserta aksi, Vini, mengatakan, aksi ini diinisiasi oleh kaum ibu-ibu yang resah melihat anak-anaknya mendapatkan tindakan kekerasan ketika menyampaikan aspirasinya. 

AYO BACA : Kisah Yadi, Cium Tangan Ibu Sebelum Meninggal Saat Demo

"Yang merasa resah dengan kondisi saat ini, merasa tidak terima melihat anak-anak kita dan adek-adek kita waktu aksi tanggal 23, 24, dan 30 dapat perlakuan yang tidak manusiawi dari aparat," ujarnya kepada awak media, Kamis (10/10/2019).

Namun, ketika disinggung terkait penyebab kerusuhan pada aksi massa yang terjadi,  Dia mengaku tidak mengetahui secara detail, tetapi dirinya mengklaim massa aksi tidak melakukan provokasi.

AYO BACA : Dugaan Pelanggaran Polisi Saat Amankan Demo Dipaparkan LBH Jakarta

"Terus terang saya tidak tahu, siapa yang mulai. Sampai kapan pun yang namanya massa aksi selalu di pihak yang salah," katanya.

Vini mengungkapkan, kaum ibu-ibu mendukung penuh tuntutan massa aksi yakni menolak RUU KPK, RKUHP, dan sejumlah RUU kontroversial lainnya. Mengenai aksi, hari ini terdapat sejumlah tuntutan kepada pihak kepolisian.

"Dengan ini kami menuntut pernyataan tertulis dari Kapolres Bandung untuk tidak melakukan kekerasan dalam bentuk apapun. Terhadap siapapun yang menyampaikan pendapat," tuturnya. 

Selain permintaan maaf, dia meminta agar dibentuk tim independen untuk menginvestigasi dan mengadili oknum polisi yang menjadi pelaku kekerasan. 

"Menekankan pihak sekolah dan kepolisian untuk kembalikan hak menyampaikan pendapat kepada pelajar sekolah mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi di Bandung," katanya.

AYO BACA : Survei LSI: Demo Mahasiswa Bukan untuk Gagalkan Pelantikan Jokowi

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ayobandung.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ayobandung.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement