REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bupati Pandeglang, Irna Narulita mengaku akan meningkatkan program anti-radikalisme bagi masyarakatnya. Hal itu dilakukan menyusul adanya pasangan suami istri yang melakukan penusukan kepada Menkopolhukam, Wiranto.
"Kami akan terus melakukan sosialisasi, edukasi agar anak-anak kami tidak terpapar dengan paham-paham radikal," kata Irna, Kamis (10/10).
Selain meningkatkan sosialisasi, Irna mengaku akan mengumpulkan camat dan lurah se-Pandeglang. Ia mengaku akan memerintahkan kepada seluruh jajaran Pemkab Pandeglang agar lebih selektif dan waspada terhadap pendatang.
"Maksud tujuannya apa tinggal di sana, sumber penghasilan dari mana, profesinya sebagai apa. Sehingga kami tidak kecolongan seperti ini lagi," kata dia.
Ia menyatakan, pihaknya akan bersikap tegas kepada setiap paham radikal yang adi di wilayah Pandeglang. Menurut dia, keberadaan paham tersebut dapat mengganggu percepatan pembangunan wilayahnya.
"Kami khawatir pihak-pihak yang akan membantu berinvestasi di Pandeglang ini akan berpikir dua kali, dan ini sangat merugikan," ujar Irna.
Sebelumnya, sekitar pukul 11.30 WIB, Menkopolhukam, Wiranto ditusuk oleh sepasang suami istri yang diduga polisi terafiliasi dengan JAD. Peristiwa itu terjadi di alun-alun Menes, Pandeglang, Banten.
Wiranto mengalami luka di perut sebelah kiri. Ia kemudian dilarikan ke RSUD Berkah, Pandeglang dan kemudian diterbangkan dengan menggunakan helikopter ke RSPAD Gatot Soebroto.