Jumat 11 Oct 2019 03:35 WIB

AS akan Rilis Panduan Pemeriksaan Pasien Sakit Akibat Vaping

Rokok elektronik atau vaping telah membunuh 26 orang di AS.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nur Aini
Rokok Elektronik.
Foto: Reuters
Rokok Elektronik.

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Pejabat kesehatan Amerika Serikat (AS) akan merilis panduan baru bagi dokter terhadap pasien dengan riwayat merokok elektronik atau vaping. Panduan tersebut menekankan perlunya untuk menanyakan setiap pasien dengan infeksi pernapasan yang jelas tentang riwayat vaping mereka. 

Pedoman yang diperbarui juga akan memberitahu dokter tentang cara mendiagnosis dan merawat pasien yang mungkin mengalami infeksi paru-paru dan cedera akibat vaping.  Seorang petugas medis dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Ram Koppaka mengatakan, para dokter perlu waspada bahwa ada tumpang tindih antara gejala awal cedera vaping dan infeksi pernapasan umum. CDC, kata dia, telah merekomendasikan dokter untuk mulai bertanya kepada pasien tentang riwayat vaping mereka selama kunjungan rutin. 

Baca Juga

"Mengumpulkan informasi itu sangat penting karena dokter mengevaluasi pasien dengan gejala pernapasan dari penyebab infeksi," kata Koppaka, Jumat (11/10). 

Dia mengatakan bahwa kedua diagnosis harus mulai dievaluasi. Berdasarkan catatannya, 1.299 orang di Amerika Serikat telah mengkonfirmasi atau kemungkinan mengalami kasus cedera paru-paru yang terkait dengan vaping, dan 26 orang telah dinyatakan meninggal karena vaping.